Pelepasan knalpot itu terlihat bulat seperti tubuh ubur-ubur dari kejauhan karena adanya perbedaan tekanan di dalam dan di luar nosel. Dalam hal itu gas gas buang yang keluar dari nosel "diperbesar" – artinya tekanan gas lebih tinggi daripada udara sekitar saat gas buang keluar dari nosel mesin. Menurut Chris Comb, guna menyesuaikan tekanan latar belakang yang ada di sekitar atmosfer, knalpot roket menurunkan tekanannya sendiri dengan mengembang segera setelah meninggalkan nosel.
"Itu yang membuat fenomena langit seperti ubur-ubur tengah terbang," cuit Chris Combs. Untuk cahaya yang berpendar, dia mengatakan hal itu terjadi karena momen yang pas. Menurutnya roket Falcon 9 yang diluncurkan dari Kennedy Space Center waktu itu berlangsung pada dini hari sekitar jam 05.45 pagi waktu setempat. Saat itu, cahaya dari matahari datang dari atas cakrawala, menerangi asap knalpot, menyebabkannya bersinar terang di langit yang gelap. Jadi fenomena ubur-ubur terbang memang bukan disebabkan oleh kehadiran benda langit yang tidak diketahui. Melainkan hanya fenomena fisika belaka.
Bahkan Live Science mencatat, fenomena ubur-ubur angkasa berukuran raksasa yang ada di luar angkasa pernah terjadi pada 300 juta tahun cahaya lalu di kluster galaksi Abell. Saat itu ditemukan fenomena ubur-ubur yang berenang di angkasa yang jauh. Hanya saja disebutkan Live Science ubur-ubur angkasa berukuran besar itu juga merupakan hasil dari ledakan gas besar dari kumpulan lubang hitam purba.iNews Madiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait