GRESIK, iNews.id - Aeshnina Azzahra, siswi SMP di Kabupaten Gresik ini memprotes dan memberikan surat terbuka kepad Presiden Joko Widodo. Surat dari Gadis 14 tahun itu terkat penyelundupan sampah plastik dari luar negeri.
Isi suratnya, memprotes masih banyaknya negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Kanada hingga Australia menyelundupkan sampah plastik ke Indonesia. Karenanya, dia minta Jokowi membuat peraturan tegas, mencegah masuknya sampah plastik impor dan peraturan berhenti membakar sampah.
"Bagaimana kabarnya Pak Jokowi? Semoga salam keadaan sehat dan senantiasa dilindungi Allah SWT. Saya mau bercerita tentang sampah plastik impor yang mencemari lingkungan saya," kata Nina mengawali suratnya, Sabtu (12/2/2022).
Selama ini menurut Nina, pabrik kertas di Indonesia masih membutuhkan bahan impor sampah kertas dari luar negeri. Namun masalahnya, negara importir seperti Amerika dan negara lain, masih saja menyelundupkan sampah plastik bersamaan bahan kertas yang akan diolah pabrik kertas.
Setelah pabrik kertas mengambil sampah kertasnya, kata Nina, sampah plastik impor dibuang ke desa-desa sekitar pabrik, seperti di Desa Bangun, Mojokerto.
"Sampah plastik yang laku dijual ke pabrik daur ulang. Untuk dijadikan pellet plastik kemudian dikirim ke China. Tapi proses daur ulang sangatlah kotor. Sampah plastik dicuci dengan air sungai, lalu dibuang ke sungai lagi tanpa adanya pengelolahan limbah cair, sehingga mencemari lingkungan sungai," tuturnya.
Bahaya dari aktivitas itu, lanjut Nina, limbah dari pengelolahan sampah menimbulkan mikroplastik. Ukurannya kurang dari 5 mm. Jika ada mikroplastik di sungai, ikan-ikan akan terkontaminasi, mengakibatkan bahaya bagi manusia pemakan ikan di sungai.
Mikropalstik bisa menyebabkan penyakit serius pada manusia, seperti gangguan reproduksi, gangguan pertumbuhan, menopause dan menstruasi lebih awal.
Tidak hanya itu sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang dijual ke pabrik tahu untuk dijadikan bahan bakar. Namun membakar plastik akan melepas gas beracun seperti dioxin, yang dapat menyebabkan kangker, cacat janin, gangguan paru-paru, bahkan kematin.
"Bapak Jokowi, saya sudah melihat dan merasakan serta meneliti bahwa air sungai kami, baik di Sungai Berantas, Sungai Porong, Sungai Surabaya dan Sungai Marmoyo mengandung mikroplastik. Saya juga melihat bagaimana industri membuang limbah berwarna putih, hitam pekat mempengaruhi air warna sungai," katanya.
"Padahal air sungai digunakan untuk bahan baku PDAM," tutur gadis yang pernah melakukan aksi protes di Negara Jerman itu.
Karena itu, menurut Nina, pemerintah seharusnya ikut mengedukasi dan mengehentikan sumber-sumber pencemaran. Aktivis cilik itu juga meminta kepada Jokowi supaya membuat peraturan pencegahan masuknya sampah impor dan peraturan pembakaran sampah.
"Saya mohon Pak Jokowi agar mengawasi industri-industri nakal yang membuang limbah kotornya di sungai. Saya ingin Pak Jokwi tidak hanya mementingkan pembangunan, tapi juga lingkungan," katanya. iNews Madiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait