BLITAR, iNewsMadiun.id -
Artinya tradisi shalat tarawih di ponpes yang terletak di Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, sudah berumur 100 tahun lebih. "Shalat tarawih dengan cepat ini, sudah menjadi tradisi sejak zaman kakek saya, KH. Abdul Qofur, pada tahun 1900-an," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, KH. Dliya'uddin Azzamzami, Kamis (23/3/2023).
KH Dliya'uddin menjelaskan, shalat tarawih dengan cepat tersebut dilaksanakan para pendahulu di Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, karena masyarakat di sekitarnya sangat sulit diajak beribadah. Masyarakat sekitar rata-rata merupakan pekerja. Kondisi tersebut, membuat para pendahulu di Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, melakukan shalat tarawih dengan cepat. "Meski ada anggapan shalat tarawih dengan cepat ini belum tumakninah, tetapi kami menyakini tidak ada perbedaan shalat tarawih yang dilaksanakan dengan di tempat lain," ungkapnya.
Shalat tarawih di Ponpes Mamba'ul Hikam memang unik. Pasalnya, para jemaah melaksanakan salat tarawih 23 rakaat dalam waktu super kilat, yakni tidak sampai 10 menit. Meskipun sangat cepat, para jemaah menjalankan salat tarawih sesuai syarat dan rukun salat. Setiap bulan suci Ramadhan, ribuan jemaah selalu memadati pondok pesantren tersebut, untuk mengikuti tradisi shalat tarawih dalam waktu yang sangat cepat. Mereka datang dari berbagai daerah di sekitar pondok pesantren.
Dliya'uddinmengaku, mendapatkan dukungan dari ulama-ulama yang lain untuk tetap menjaga tradisi shalat tarawih dengan cepat, karena memang tidak mengurangi syarat dan rukun salat. Hal inilah yang membuat shalat tarawih tersebut menjadi tradisi, dan terus berlangsung hingga lebih dari satu abad. Salah seorang jamaah shalat tarawih yang dilaksanakan dengan cepat, Arif mengaku memilih salat tarawih di Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, karena kecepatanya membuatnya tidak sampai melamun saat salat.
"Shalat tarawih tetap dapat saya ikuti di tengah kesibukan bekerja. Selain itu saya jadi lebih khusyuk, karena tidak sampai melamun. Terkait syarat dan rukun salat tarawih dengan cepat tersebut, dinilainya tidak berbeda dengan masjid lainnya," ungkapnya.
Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, memiliki lebih dari 1.500 santri laki-laki dan perempuan. Para santri berasal dari warga sekitar, serta banyak yang datang dari Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Mereka datang untuk belajar mengaji salafiyah atau mengaji kitab kuning.
https://daerah.sindonews.com/read/1054477/704/salat-tarawih-super-kilat-23-rakaat-dilaksanakan-kurang-dari-10-menit-1679583827
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait