Nisfu Syaban Jatuh pada Tanggal 8 Maret 2023, Ini Keutamaan dan Amalan yang Bisa Dikerjakan

Edi Purwanto, Rilo Pambudi
Ilustrasi Malam Nisfu Syaban. Foto: freepik, iNews.id

Amalan Nisfu Syaban

Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila malam nisfu Sya’ban, maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: “Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rezeki maka Aku akan memberinya rezeki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini…hingga terbit fajar.“

Berdasarkan hadits di atas, ibadah yang bisa diamalkan pada Nisfu Sya'ban adalah mendirikan sholat dan berpuasa.  Sholat sunnah yang dikerjakan pada malam Nisfu Syaban sering disholat Nisfu Sya'ban. Sholat ini dapat dilaksanakan secara sendiri maupun berjamaah.

Ibnu Taimiyah menjelaskan, sholat nisfu syaban dapat dilakukan dengan 2 rakaat sampai 6 rakaat, tetapi sebenarnya tidak ada ketentuan secara khusus mengenai hal itu. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:

1. Meniatkan Sholat Nisfu Sya'ban dalam hati. Berikut adalah bacaan niatnya: اُصَلِّىْ سُنَّةً نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى  Latin: Usholli sunnatan nisfu sya'baana rak'ataini lillahi ta'ala  Artinya: “Saya berniat salat sunah nisfu Syaban dua rakaat karena Allah Ta'ala"

2. Melakukan gerakan dan bacaan sholat seperti pada umumnya, mulai dari takbiratul ihram, membaca doa Iftitah, Surat Al Fatihah, dan surat pendek.

3. Dilanjutkan rukuk dengan doanya, itidal, sujud, duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kedua.

4. Setelah itu, berdiri menjalankan rakaat kedua dengan membaca Surat Al Fatihah dan surat pendek.

5. Kemudian rukuk lagi, itidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, lalu duduk tahiyat akhir dan salam.

Bulan Sya’ban adalah bulan yang dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad bahkan dikatakan hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah.

Editor : Arif Handono

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network