Penyidik Polda Metro Jaya terus mendalami keluarga di Kalideres, Jakarta Barat menganut aliran sekte tertentu seperti sekte Apokaliptik. "Sementara bukan karena kelaparan. Tetapi penyebabnya apa karena apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal-lain, ini masih didalami," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan dikutip dari iNews.id, Rabu (16/11/2022).
Terkait adanya buku catatan dari rumah keluarga itu, Zulpan belum bisa menyampaikan apakah itu buku catatan sekte atau bukan. "Itu belum bisa saya sampaikan dulu ya, karena nanti sudah mengarah kepada kesimpulan, jadi belum dapat saya sampaikan," ujarnya. Tim penyidik Ditkrimum Polda Metro Jaya tengah menelusuri temuan-temuan yang ada di tempat kejadian perkara. Petugas juga melakukan scientific crime investigation untuk membuktikan penyebab kematian satu keluarga tersebut.
"Temuan di TKP oleh penyidik nanti dengan bukti-bukti yang ditemukan kan ada tulisan dan sebagainya, petunjuk dalam hal ini nanti kita akan gelar untuk menentukan penyebabnya itu apa," katanya. Sejumlah hal ditemukan usai polisi melakukan olah tempat kejadian perkara. Mulai dari tidak ditemukan makanan pada lambung para korban, kondisi barang-barang sekeluarga yang sudah di-packing serta penemuan kapur barus dan bedak bayi di sejumlah titik.
Dugaan Polisi ini membuka kembali ingatan sejarah tentang bunuh diri massal yang melibatkan 900 orang di Guyana pada 1978 dan disebut Apokaliptik. Saat itu, di Janestown, 18 November 1978, petugas menemukan lebih dari 900 orang meninggal setelah minum racun. Mereka merupakan anggota kelompok agama yang awalnya berbasis di San Francisco yang disebut Peoples Temple.
Dalam penyelidikan, diketahui mereka nekat menenggak racun atas desakan pemimpin mereka, Pendeta Jim Jones. Lokasi bunuh diri masal berada di permukiman hutan Amerika Selatan yang terpencil.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait