Seketika itulah dia menawarkan bantuan ke Raja Sriwijaya sekaligus mengajak untuk serta merta melakukan penyerangan ke Medang, ibu kota kerajaan. Serangan ini menjadi balasan atas serangan yang dahulu pernah dilakukan ke Sriwijaya oleh Raja Medang.
Raja Sriwijaya Sri Cudamani Warmadewa kemudian menyusun strategi cerdik mengatur serangan ke istana Medang. Dia kemudian mengambil jalan lain, dengan menjalin persekutuan dengan Raja Wurawari dari Kerajaan Lwaram. Langkah itu dilakukan karena Sriwijaya menyadari pasti akan kalah jika berperang sendirian. Dengan persekutuan itu, maka dapat menghimpun kekuatan lebih besar.
Penyerangan balasan terhadap Kerajaan Medang Mataram menuai keberhasilan. Bahkan Kerajaan Mataram era Medang mendapat malapetaka yang besar. Istananya habis dibakar oleh gabungan pasukan lawan Sriwijaya dan Lwaram.
Sementara para selir dan perempuan cantik di istana Medang dibawa lari ke Sriwijaya. Sebagian ada yang dibawa ke Kerajaan Lwaram untuk dihadiahkan kepada Raja Wurawari. Dengan demikian, lenyaplah pusat pemerintahan Kerajaan Medang, maka para raja yang semula tunduk kepada Raja Dharmawangsa berani memerdekakan diri.
Mereka lebih senang berdiri membangun kerajaan sendiri daripada terikat dengan kerajaan lain. Maka munculah kini sejumlah kerajaan kecil di daerah-daerah dekat ibu Kerajaan Medang, serta bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Medang.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait