Tiga menit berlalu, Presiden Soeharto masih merenung dalam posisi bersandar di kursi. Ia lalu duduk tegak dan mengambil rokok klobot (irisan tembakau dibungkus daun jagung) dan menyalakannya. Setelah isapan ketiga, Pak Harto baru bersuara. Tak banyak yang diucapkan. Hanya kalimat pendek. "Itu tidak sulit ya Kunarto, yang penting kamu baik. Asal kamu baik, maka semua akan baik," kata Soeharto.
Kunarto tak langsung merespons karena masih menunggu kelanjutannya. Namun setelah ditunggu beberapa saat Presiden Soeharto kembali berkata pendek. "Ya, itu saja," katanya singkat. Setelah mendapatkan wejangan itu, Kunarto langsung pamit dan keluar ruangan. Mantan Wakapolda Metro Jaya (1986) itu berjanji dalam hati untuk melaksanakan perintah Presiden Soeharto.
Dari wejangan itu, Kunarto yang resmi menjadi Kapolri (1991-1993) mengajak warga Polri untuk berikrar, "Tekadku Pengabdian Terbaik". Hubungan Kunarto dan Pak Harto cukup dekat. Pria kelahiran Yogyakarta, 8 Juni 1940 itu cukup lama menjadi ajudan Presiden Soeharto, dari 1979 hingga 1986. Dalam kacamata Kunarto, Pak Harto adalah tokoh yang patut diteladani. Kesehariannya bersahaja dan berpikirnya sangat maju.
"Kata-kata yang terucap dari bibirnya selalu punya makna yang dalam," tutur Kunarto yang menyiratkan kekaguman pada sosok Soeharto. Mungkin karena hubungan kedekatan itu, Kunarto menjawab dengan tegas menolak jika ditugasi memeriksa Soeharto pascalengser dari jabatan presiden pada 1998 silam.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait