Menginspirasi! Mahasiswi Tuna Rungu Ini Berhasil Lulus Fakultas Seni Rupa ITB

Arif Budianto
Mahasiswi tuna rungu ITB berhasil lulus Fakultas Seni Rupa. (Foto: MPI/Arif)

 

Salsabilla mengaku tidak ada kendala dari segi teknik visualisasi karya tugas akhirnya. Alih-alih menurutnya, hal yang cukup sulit adalah mencari sumber literatur yang spesifik dengan karakter bangsa Indonesia secara kredibel.

Hal itu menyebabkan adanya kendala dalam wawancara dengan teman-teman tuli untuk penelitiannya.

 

“Seharusnya ada penelitian lebih detail tentang budaya tuli karakter bangsa Indonesia secara nasional, namun penelitian tersebut masih sedikit. Oleh karena itu, upaya maksimal yang bisa dilakukan adalah focused discussion dengan empat narasumber saja, dan sisanya pengutipan dari artikel atau jurnal internasional tentang budaya tuli di dunia,” ujar Salsabilla dalam siaran pers ITB, Minggu (24/7/2022).

 
 

Selama menimba ilmu di ITB, Salsabilla mengandalkan visual sepenuhnya. Dia menangkap pembelajaran melalui tulisan-tulisan yang dipresentasikan dosen hingga catatan materi kuliah yang telah dicatat oleh rekan-rekan mahasiswa lainnya.

Dalam metode membaca gerakan bibir, bagi Salsabilla pribadi keakuratannya hanya 30 persen, sehingga dia lebih mengandalkan visual dan tulisan. 

 

Dalam hal ini, Salsabilla juga menambahkan bahwa terdapat metode preferensi komunikasi yang berbeda-beda di antara teman-teman tuli, tidak semuanya mampu mencerna melalui tulisan dan ada yang lebih nyaman lewat bahasa isyarat.

Maka dari itu, dapat dipertimbangkan layanan Juru Bahasa Isyarat dan dibangunnya UKM "Pusat Layanan Disabilitas" di kampus sehingga bisa mengakomodasi teman-teman disabilitas ke depannya.

 

Mengenai kendala dalam proses pembelajaran, Salsabilla mengaku bahwa semuanya dapat ia cerna dengan baik. Namun, baginya cukup disayangkan ketika ia tidak dapat “mendengarkan” saat para dosen bercerita pengalaman pribadi atau tidak tertulis di dalam slide presentasi.

 

Selebihnya, menurut Salsabilla kendala-kendala lain yang ia alami cukup bersifat umum dan dialami hampir seluruh mahasiswa dalam menempuh pembelajaran.

Hal itu justru malah membuatnya menanamkan perspektif yang membangun. Ia berpikir bahwa kendala tersebut merupakan tantangan yang mau tidak mau membuat semua mahasiswa dapat berkomunikasi lebih baik, karena pada dasarnya porsi DKV berat pada miskomunikasi menjadi komunikasi yang jelas.

Editor : Arif Handono

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.

Artikel Terkait

BERITA POPULER +
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network