Kisah Tragis Michael Rockefeller Cicit Orang Terkaya di Dunia Hilang di Papua Jasadnya Tak Ditemukan
Carl Hoffman secara khusus datang ke pedalaman Papua untuk menelisik jejak perjalanan Michael dan hilangnya secara misterius. Berbagai bukti dikumpulkan, termasuk wawancara dengan penduduk di sekitar lokasi kejadian.
Pada 2014, dia meluncurkan buku Savage Harvest: A Tale of Cannibals, Colonialism, and Michael Rockefeller's Tragic Quest for Primitive Art yang membahas detail peristiwa ini.
Kedatangan Michael Clark Rockefeller ke Papua pada November 1961 itu sejatinya bukan yang pertama. Pada Maret 1961, dia mengikuti ekspedisi di Lembah Baliem.
Michael Rockefeller( foto Smithsonian/Getty Image)
Ketika inilah dia mendengar cerita tentang Suku Asmat yang terkenal dengan seni ukir. Clark kembali ke New York pada Juli 1961 setelah ekpedisi Harvard Peabody itu dianggap selesai.
Namun, menurut akademisi Universitas Negeri Papua Dr Mulyadi Djaya dalam tulisannya tentang misteri Rockefeller yang dimuat di salah satu media nasional, Clark hanya sekitar sebulan saja bertemu keluarganya.
Pada akhir September 1961, dia kembali ke Papua untuk menuntaskan keinginannya menggali lebih dalam tentang Suku Asmat.
Petaka terjadi kala Clark Rockefeller mengarungi lepas pantai Papua dengan sebuah kano bersama Renne Wassing dan beberapa penduduk lokal. Diduga kuat perahu kayu kecil itu terombang-ambing dihantam ombak sehingga terbalik.
"Kano yang ditumpangi terbalik dan tenggelam sehingga mereka terapung di lautan. Namun Michael tak sabar menunggu bantuan. Dia berenang menuju pantai dan meninggalkan rombongannya. Saat Rene berhasil diselamatkan, Michael tak pernah ditemukan," tulis buku Kopassus untuk Indonesia: Profesionalisme Prajurit Kopassus.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait