Salah seorang warga Marsudi Wibowo mengatakan, sejak wabah melanda sebulan silam, hampir semua sapi sakit dan ratusan sapi mati. Penghasilan warga pun berkurang drastis karena tidak bisa menjual susu. Sementara, warga masih diwajibkan membayar angsuran karena semua peternak membeli sapi dengan modal pinjaman.
Dwi menjelaskan, di saat tak ada penghasilan, peternak masih harus menanggung cicilan. Hal itulah yang menjadi persoalan besar. "Kami semua resah. Apalagi, sejak sebulan wabah melanda, belum ada pengobatan mujarab yang bisa menyembuhkan PMK. Hampir setiap hari ada sapi yang mati," ujarnya. Diketahui, hingga saat ini jumlah sapi terpapar PMK di Ponorogo terus bertambah. Hingga tanggal 23 juni, tercatatsebanyak 7.130 ekor sapi terpapar. Sapi mati dan disembelih paksa sebanyak 500 ekor. Sebagian sudah tertangani oleh dokter hewan dan sebagian belum tertangani. iNewsMadiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait