Huru Hara Singasari, Gayatri Sang Puteri Raja Kertanegara Bersimpuh di Depan Jasad Ayahnya

Avirista Midaada
Ilustrasi peninggalan Kerajaan Singasari (Screenshot Kemdikbud)

Sodrakara lari terbirit-birit ke kamar Gayatri. Ia menangis dan sejenak memeluk Gayatri. Ia mengabarkan bahwa segerombolan tentara kejam telah menerobos masuk istana dan membunuh kedua orang tuanya. Kakak sulungnya Tribhuwana Tunggadewi telah kabur dari kota, berharap dapat bergabung dengan suaminya Pangeran Wijaya. Sedangkan dua kakaknya yang lain tertangkap dan diboyong ke Kediri sebagai sandera. 

Sodrakara meminta penerima agar Gayatri cepat-cepat menyamar dengan mengenakan pakaian anaknya, lalu bersembunyi bersamanya. Gayatri tidak menangis maupun panik. Ia yang tak mempedulikan bahaya di sekelilingnya bertanya ke Sodrakara dimana jenazah kedua orang tuanya. Sebab penting bagi Gayatri untuk memberikan penghormatan terakhir kepada keduanya. 

Gayatri menemukan jenazah kedua orang tuanya, guru, dan para petinggi keraton Kerajaan Singasari lainnya di dalam ruangan yang menyeramkan. Tubuh mereka berserakan di aula yang banjir darah bak boneka yang terkoyak.  Gayatri lantas berlutut di hadapan tubuh ayah dan ibunya, ia menciumi dan mendoakan jiwa kedua orang tuanya. Ia raih tangan ayahnya yang dingin dan bersumpah akan mengabdikan diri untuk mengenangnya dan merawat apa yang telah diwariskannya.iNewsMadiun.id

 



Editor : Arif Handono

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network