SINGAPURA, iNewsMadiun.id - Boleh dibilang serangan di gedung World Trade Centre (WTC) Amerika Serikat (AS) pada 11 November 2001, adalah awal dari hilangnya suara azan di bumi Melayu Singapura. Amerika Serikat kemudian menggelar kampanye besar-besaran melawan teror di berbagai penjuru dunia, termasuk menggulingkan pemerintahan Taliban di Afghanistan. Kampanye perang melawan teror yang diusung AS semakin menyudutkan umat Islam. Media Barat juga turut mengaitkan gerakan teror dengan Islam.
Bagi umat Islam di Singapura yang minoritas, tuduhan tersebut terasa berat karena mereka hidup di sebuah negara sekuler yang selama ini dikenal sebagai negara sekutu Amerika-Israel yang selalu berpandangan negatif terhadap Islam. Apalagi tuduhan tidak mengenakkan itu sering disampaikan secara vulgar oleh para pejabat Singapura dan menyarankan agar umat Islam di negara Singapura mengembangkan sikap toleran dalam rangka mewujudkan integrasi nasional di tengah-tengah masyarakat Singapura.
Dilansir Sindonews, pada 14 Juli 2010, Menteri Kanan Goh Chok Tong menjelaskan masjid dan surau di Singapura tidak lagi menggunakan pengeras suara untuk azan dan ceramah sebagai tanda menghormati kenyamanan penduduk yang mayoritasnya terdiri non muslim. Sekadar diketahui, umat muslim di sana hanya berkisar sekitar 15%. Majelis Ulama Islam Singapura, lembaga semacam Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memegang penuh otoritas beragama Islam saat itu tidak bisa berbuat banyak atas hilangnya jejak adzan di Singapura dan menerima hakikat bahwa Singapura adalah negara pelbagai kaum dan agama dengan kewujudan ruang bersama dan sekular untuk semua. Kendati demikian, rupanya tidak semua masjid dilarang adzan menggunakan speaker atau pengeras suara.
Dari 69 masjid, hanya satu yang diperbolehkan, yaitu Masjid Sultan yang melantunkan azan dengan pengeras suara di menara masjid sehingga dapat didengar dari jarak yang sangat jauh. Masjid tertua yang terletak di sekitar Arab Street itu hingga kini menjalankan fungsi adzan sebagai pengingat dan pemanggil. Demikianlah sejarah singkat hilangnya jejak adzan di Singapura dilansir dari berbagai sumber. Semoga Indonesia sebagai negara mayoritas Islam bisa tetap mempertahankan fungsi adzan sebagai pengingat dan panggilan salat meski saat ini pemerintah telah mengeluarkan aturan penggunaan speaker masjid dan musala.
Editor : Arif Handono