Menurut kamus Jawa kuno Wojo Wasita, kedi berarti orang kebiri bidan atau dukun. Dalam lakon Wayang Sang Arjuno, pernah menyamar menjadi guru tari di negara Wirata, bernama Kedi Wrakantolo.
Bila dihubungkan dengan nama tokoh Dewi Kilisuci yang bertapa di Gua Selomangleng, maka kedi berarti suci atau wadad. Selain itu kata Kediri berasal dari kata diri yang berarti adeg, angdhiri, menghadiri, atau menjadi raja, pada bahasa Jawa Jumenengan.
Nama Kediri banyak terdapat pada kesusastraan kuno yang berbahasa Jawa kuno. Kitab-kitab seperti Kitab Samaradana, Pararaton, Negarakertagama, Kitab Calon Arang, mengisahkan nama mengenai Kediri.
Nama Kediri juga muncul pada beberapa prasasti, seperti Prasasti Ceber yang berangka tahun 1109 saka yang terletak di Desa Ceker, sekarang berada Desa Sukoanyar, Kecamatan Mojo. Pada prasasti ini disebutkan karena penduduk Ceker berjasa pada raja, maka mereka memperoleh hadiah tanah perdikan.
Pada prasasti tersebut tertulis, "Sri Maharaja Masuk Ri Siminaninaring Bhuwi Kadiri", yang berarti raja telah kembali kesimanya, atau harapannya di Bhumi Kadiri. Prasasti Kamulan di Desa Kamulan, Kabupaten Trenggalek yang berangka tahun 1116 saka, juga menyebut nama Kediri yang diserang oleh raja dari kerajaan sebelah timur. iNews Madiun
Editor : Arif Handono