SEMARANG, iNewsMadiun.id - Di puncak Gunung Ungaran, Jawa Tengah, terdapat candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di bawah kekuasaan Prabu Sanjaya, naman candi itu adalah Candi Gendong Songo. Konon, Candi ini menjadi salah satu candi dengan karakter aura alam gaib yang kuat dan terkenal mistik. Sesuai dengan namanya candi ini terdiri atas sembilan candi, berderet bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen.
Babad Tanah Jawi tulisan Soedjipto Abimanyu, mengisahkan kompleks Candi Gedong Songo ini dibangun oleh Putra Sanjaya Raja Mataram Kuno pada sekitar abad ke - 7 Masehi. Melihat langgam arsitektur dan pendirinya yang beragama Hindu, Candi Gedong Songo jelas merupakan candi Hindu yang dibangun untuk tujuan pemujaan.
Berbagai patung dewa ada di sini, seperi Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahadewa, Syiwa Mahakala, Durgamahesasuramardhani, dan Ganesya, sebagai bangunan pemujaan umat Hindu. Lingga dan Yoni yang merupakan ciri khas candi Hindu di Indonesia juga ditemukan.
Konon Gunung Ungaran, yang jadi tempat Candi Gedong Songo berada digunakan oleh Hanoman untuk menimbun Dasamuka dalam perang besar memperebutkan Dewi Sinta. Seperti diketahui dalam cerita pewayangan Ramayana yang tersohor itu, Dasamuka telah menculik Dewi Sinta dari sisi Rama, suaminya.
Guna merebut Sinta kembali, pecahlah perang besar Dasamuka dengan bala tentara raksasanya melawan Rama yang dibantu pasukan kera pimpinan Hanoman. Syahdan dalam perang tersebut, Dasamuka yang sakti tak bisa mati kendati dirajam berbagai senjata oleh Rama.
Melihat itu, Hanoman yang anak dewa itu kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka. Jadilah Dasamuka tertimbun hidup - hidup oleh gunung yang disebut Gunung Ungaran. Dasamuka yang tertimbun hidup-hidup di dasar Gunung Ungaran setiap hari konon mengeluarkan rintihan berupa suara menggelegak yang sebenarnya berasal dari sumber air panas yang terdapat di situ.
Sumber air panas inilah yang dipercaya mengandung belerang dan akhirnya menjadi tempat mandi yang diyakini bisa menghilangkan beberapa penyakit kulit. iNews Madiun
Editor : Arif Handono