get app
inews
Aa Text
Read Next : Ramalan Prabu Jayabaya soal Bumi Mengkerut Sudah Terbukti, Simak Fakta Ilmiahnya

Prabu Jayabaya, Sosok yang Meramalkan Pulau Jawa, Berikut Kisahnya

Senin, 07 Februari 2022 | 18:41 WIB
header img

JAKARTA, iNewsMadiun.id - Penguasa Kerajaan Kediri, Prabu Jayabaya dikenal dengan ramalanya tentang kondisi pulau jawa. Ramalan Jayabaya terkenal akurat dan konon terbukti saat ini.

Ada beberapa serat yang mengisahkan ramalan Jayabaya, di antaranya Serat Jayabaya Musarar, Serat Pranitiwakya dan beberapa serat lainnya. 

Pada Serat Jayabaya Musarar dikisahkan suatu hari Jayabaya berguru pada seorang tokoh agama bernama Maolana Ngali Samsujen. 

Dikisahkan Soedjpto Abimanyu dalam buku "Babad Tanah Jawi", dari tokoh agama tersebut Jayabaya mendapat gambaran tentang keadaan Pulau Jawa sejak zaman diisi oleh Aji Saka hingga datangnya hari kiamat kelak. 

Dari nama guru Jayabaya tersebut diketahui bahwa naskah serat itu ditulis pada zaman berkembangnya Islam di Pulau Jawa. Tetapi tidak diketahui siapa penulis ramalan-ramalan Jayabaya.

Dari nama guru Jayabaya tersebut diketahui bahwa naskah serat itu ditulis pada zaman berkembangnya Islam di Pulau Jawa. Tetapi tidak diketahui siapa penulis ramalan-ramalan Jayabaya.
 

Jauh sebelum terkenal dengan ramalan-ramalannya, Jayabaya dalam silsilah raja-raja tanah Jawa merupakan salah satu keturunan Batara Wisnu yang melahirkan raja-raja Jawa. Pada tradisi besar Jawa, nama besar Jayabaya tercatat dalam ingatan masyarakat Jawa.

Nama Jayabata muncul dalam kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam atau sesudahnya sebagai Prabu Jayabaya. Contoh naskah yang menyinggung tentang Jayabaya adalah Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa. 

Jayabaya dikisahkan sebagai titisan Wisnu, negaranya bernama Widarba, yang beribukota di Mamenang. Ayahnya bernama Gendrayana, putra Yudayana, putra Parikesit, putra Abimanyu, putra Arjuna dari keluarga Pandawa. 

Permaisuri Jayabaya bernama Dewi Sara, yang lahirnya dari Jaya Amijaya. Di mana ini menurunkan raja-raja tanah Jawa bahkan sampai Majapahit hingga Mataram Islam. 

Sang Raja Kediri ini turun tahta pada usia tua. Dia dikisahkan moksha di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Tempat petilasannnya dikeramatkan oleh penduduk setempat. Hingga kini petilasan tersebut masih ramai dikunjungi warga. iNews Madiun

 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut