MADIUN, iNewsid- Di Jawa ada banyak kebudayaan, salah satunya adalah dukun atau paranormal. Sebut saja Banyuwangi yang terkenal dengan kebudayaan kedukunnanya. Dukun tidak melulu tentang hal misti atau klenik seperti dukun bayi yang memiliki ketrampilan memperlancar persalinan. Biasanya juga memiliki kemampuan menyapih (menghentikan) di saat si bayi dianggap sudah waktunya melepas ketergantungan pada ASI (air susu ibu).
Ada juga dukun sakit gigi dengan cara meniup (suwuk) bagian yang sakit, dukun urut, dukun ruwatan bersih desa, dukun petungan hari pernikahan (dukun manten), dukun mengobati kerasukan makhluk halus, dukun peramal masa depan, dukun penolak bala, dukun santet dan lain sebagainya.
Dalam “Dunia Hantu Orang Jawa, Alam Misteri Magis dan Fantasi Kejawen”, Suwardi Endraswara mengelompokkan dukun sesuai dengan fungsi dan keahliannya. Berikut dukun-dukun Jawa yang kian hari kian langka itu :
1. Dukun Produktif
Artinya dukun yang memanfaatkan ilmu gaib untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya dukun yang dimintai tolong untuk menghitung, ritus Wiwit, Entas-entas, minta hujan, bersih desa, pengobatan alternatif dan sebagainya. Biasanya mereka melakukan tradisi selamatan dengan berbagai ubarampe untuk memohon kepada cikal bakal desa, atau sing mbaureksa desa/kota dan sebagainya. Masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal biasanya sangat menghormati si dukun.
2. Dukun Protektif
Disebut juga dukun yang memanfaatkan ngelmu pamutren (untuk memutar), dari situasi kesengsaraan, kecelakaan ke kondisi yang mengenakkan. Jika dalam lingkungannya ada wabah penyakit aneh, pageblug, lalu diadakan selamatan. Termasuk dukun protektif adalah hal-hal yang sifatnya lebih privat. Misalnya terkait dengan memelihara keris, akik, burung perkutut, jangkrik, untuk melindungi diri.
3. Dukun Destruktif
Yakni dukun yang dapat merugikan orang banyak. Dukun ini biasanya dimintai tolong orang yang merasa pernah dikecewakan, karena penghianatan cinta, ditipu dalam berdagang, dikibuli dalam politik praktis, sakit hati karena persoalan tanah warisan dan lain sebagaianya. Jasa dukun destruktif ini biasanya dipakai untuk menyakiti, menyengsarakan bahkan mematikan.
4. Dukun Ramal dan Petangan
Biasanya untuk meramalkan nasib seseorang. Mereka menggunakan petungan hari dan pasaran, wuku, naga dina, hari naas dan hari baik. Mereka biasanya juga dimintai tolong untuk petungan hari pindah rumah, perkawinan, dan sebagainya. Umumnya kemampuan dukun ini juga dipakai untuk membaca sasmita gaib.
Seiring modernnya jaman, fenomena dukun ini semakin pudar. Banyak dukun yang “kehilangan pasiennya” karena semakin sedikit masyarakat yang memakai jasanya. Masyarakat lebih memilih kecanggihan tekhnologi dari pada kesaktian suwuk. Keadaan diperparah dengan tidak adanya keturunan si dukun yang bersedia mewarisi ilmunya. Hal itu yang membuat keberadaan dukun-dukun Jawa kian hari kian langka.
Editor : Arif Handono