MALANG, iNewsMadiun.id - Jumlah korban tewas pada Tragedi Kanjuruhan bertambah satu orang menjadi 132 orang. Satu korban meninggal dunia atas nama Helen Priscella (20) warga Dusun Banjar Patoman, Desa Amandanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Helen Priscella meninggal dunia setelah dirawat intensif selama 10 hari di RSUD Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang akibat luka perdarahan di dalam perutnya. Sementara lima korban tragedi Kanjuruhan lainnya masih menjalani perawatan intensif di RSUD Saiful Anwar Malang. Mereka masih berjuang di ICU karena mengalami kritis usai tragedi 1 Oktober lalu.
Isak tangis mengiringi pemakaman Helen Priscella, korban tewas ke-132 dalam Tragedi Kanjuruhan. Jenazah gadis berusia 21 tahun itu dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Aziz, Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Selasa (11/10/2022). Kakek almarhumah, Muhammad Said mengatakan, awalnya Helen dilaporkan merupakan salah satu korban luka-luka dalam Tragedi Kanjuruhan. “Saat itu, Helen sempat dirawat di RS Cakra Husada Turen, namun kemudian dibawa pulang ke rumah untuk menjalani pemulihan,” katanya.
Namun korban kerap mengeluhkan mual akibat kejadian pada saat Tragedi Kanjuruhan. “Karena kondisinya semakin tidak baik, akhirnya Helen dibawa ke RSSA Malang untuk perawatan lanjutan. Di situ, baru diketahui kalau korban ini mengalami perdarahan di bagian perutnya dan diputuskan menjalani operasi,” papar Said.
Setelah operasi, Helen tidak sadarkan diri, bahkan saat dijenguk Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, 5 Oktober 2022 pun kondisinya belum sadar. “Dia (Helen) meninggal tadi siang,” ucap Said. Berdasarkan pengakuan pihak keluarga, Helen sempat berdesak-desakan saat hendak keluar dari Stadion Kanjuruhan hingga tubuhnya terinjak-injak penonton lainnya. Pihak keluarga meminta kasus Tragedi Kanjuruhan diusut tuntas dan proses hukum kepada semua pihak yang bertanggung jawab.
Lima Korban Tragedi Kanjuruhan Kritis
Pada bagian lain, Dokter Spesialis Konsultan ICU RSSA Malang, Arie Zainul Fathoni menjelaskan, lima korban yang berada di ICU tersebut memiliki kondisi beragam. "Yang kritis ada lima, tiga kondisi berat memakai alat bantu napas ada tiga," katanya, Selasa (11/10/2022). Dia menjelaskan, sebelumnya terdapat sembilan korban tragedi Kanjuruhan yang masuk ICU. Dari jumlah itu, tinggal tersisa lima orang. "Tiga terus yang perbaikan di ICU, dua sisanya yang kritis," katanya.
Arie mengatakan, para korban mengalami kondisi luka bermacam-macam. Ada yang mengalami trauma di kepala, ada yang mengalami cedera di paru-paru, dan ada cedera yang di otak. "Secara medis bermacam-macam, secara umum ada trauma, agak berbeda gejalanya. Ada yang injury di paru-paru karena trauma di paru-paru, ada yang memang injury di otak, karena trauma di kepala, sehingga menyebabkan luka di otak," jelasnya.iNewsMadiun
Editor : Arif Handono