Salah seorang kawan Soekarno di rumah Tjokroaminoto yang tidak pernah bosan memberikan kritik atas pidato-pidatonya adalah Kartosoewirjo. Namun, tidak jarang kritik yang dilontarkan Kartosoewirjo lebih kepada ejekan.
“Hei Karno, buat apa berpidato di depan kaca? Seperti orang gila saja,” kata Kartosoewirjo suatu kali kepada Soekarno yang tengah belajar berpidato.
Mendengar celetukan itu, Soekarno diam saja dan terus melanjutkan pidatonya.
Setelah pidatonya selesai, dia baru membalas ejekan Kartosoewirjo. Kalimat pertamanya yaitu penjelasan kenapa dia belajar berpidato sebagai
persiapan untuk menjadi orang besar. Pada kalimat kedua, Soekarno baru membalas ejekan kawannya itu.
"Tidak seperti kamu, sudah kurus, kecil, pendek, keriting, mana bisa jadi orang besar,” kata Soekarno dibarengi oleh tawa keduanya.
Peristiwa itu terus berulang di rumah Tjokroaminoto, hingga keduanya tumbuh dewasa.
Impian Soekarno untuk menjadi orang besar terwujud. Meletusnya pemberontakan komunis 1926-1927, membukakan jalan baginya untuk mendirikan partai politik yang bercorak nasionalis.
Editor : Arif Handono