Tjokroaminoto yang menjadi simpul serta rotasi gerakan massa selalu didatangi para tokoh kemerdekaan. Melalui gerbong Sarekat Islam (SI), Tjokroaminoto menjadi motor gerakan massa pertama paling progresif di Indonesia saat itu.
Namun, Soekarno, Semaoen, dan Kartosoewirjo memiliki pemikiran dan mengambil jalan perjuangan yang berbeda. Soekarno membentuk Partai Nasional Indonesia, Semaoen mendirikan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Kartosoewirjo berjuang melalui Darul Islam.
1. Soekarno
Soekarno (foto:istimewa)
Soekarno selalu mengingat salah satu pesan Tjokroaminoto.
"Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulis lah seperti wartawan, dan bicara lah seperti orator," kata Tjokroaminoto.
Setiap Soekarno belajar berpidato, suaranya yang lantang terdengar sangat mengganggu kawan-kawannya yang juga tinggal di rumah Tjokroaminoto seperti Muso, Alimin, Kartosoewirjo, dan Darsono. Tidak jarang, mereka yang mendengar tertawa.
Bahkan, sering kali saat Soekarno sedang belajar berpidato, kawan-kawannya yang lebih senior memintanya untuk berhenti karena merasa terganggu. Namun, Soekarno tetap melanjutkan pidatonya di depan kaca, di dalam kamarnya yang gelap.
Editor : Arif Handono