BEIJING, iNewsMadiun.id - Sistem pemantauan pengemudi (Driver Monitoring Systems /DMS) dapat mendeteksi apakah pengemudi terganggu atau tertidur di belakang kemudi. Ini telah menjadi bagian penting dari teknologi mobil modern untuk mengurangi angka cedera dan kematian akibat kecelakaan di jalan.
Tapi, pengemudi di China menemukan perangkat DMS pada mobil kesulitan membaca wajah orang Asia. Versi yang lebih baru menggunakan data dari kamera yang diarahkan ke pengemudi untuk memeriksa apakah mereka terjaga atau tidak.
Tetapi pemilik mobil XPeng mengeluhkan sistem tersebut.
Dilansir Car News China, blogger digital Weibo @DerekTLM mengadu kepada 300.000 pengikutnya di media sosial pada bulan lalu, poinnya dipotong (Smart Driving Points) karena XPeng menilai dia mengantuk.
Untuk mendorong kebiasaan mengemudi yang baik dan mencegah pengemudi menyalahgunakan teknologi mengemudi otonom Pilot Berpanduan Navigasi, XPeng memberi pemiliknya 100 poin ketika mereka mendaftarkan akun mereka dengan mobil, lalu memotongnya untuk pelanggaran ringan.
Ini berfungsi seperti SIM. Namun, tidak ada konsekuensi hukum dan XPeng dapat mengatur ulang poin menjadi 100 setiap 12 bulan. Jika poin pengemudi turun ke nol, mereka harus mengikuti tes keamanan untuk mengembalikan penghitungan poin 100.
DerekTLM memposting tangkapan layar yang menunjukkan pengurangan poinnya dari XPeng.
"Saya benar-benar hanya memiliki mata kecil (sipit), tidak tertidur saat mengemudi!" tulisnya dalam sebuah postingan.
"Biarkan saya ulangi, mata saya kecil, tetapi saya tidak tertidur di belakang kemudi," katanya.
“Apakah kita orang bermata kecil tidak pantas menggunakan Navigation Guided Pilot (NGP)?” ujarnya
“Jika Anda tidak mengoptimalkan masalah ini, apakah itu berarti mereka yang bermata kecil tidak layak menggunakan NGP?" katanya.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono