Peristiwa itu terjadi paska Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, yang mana pasukan Belanda yang membonceng NICA hendak menjajah Indonesia kembali.
Chairil hadir di studio pelukis, di mana pelukis Affandi baru saja menuntaskan poster perjuangan.
Chairil berdiri telanjang dada dengan celana setengah digulung. Pada permukaan poster yang masih basah itu, ia tiba-tiba mencoretkan sebaris kata-kata: Bung Ayo Bung!.
“Ha, lihat, begini mustinya kata-katanya!,” seloroh Chairil Anwar seperti dikutip dari buku Aku, Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar.
Sepanjang tahun 1942-1949, penyair Chairil Anwar telah menghasilkan 94 karya tulis, dengan 70 diantaranya sajak asli. Chairil Anwar menikah dengan Hapsah Wiriaredja pada 6 September 1946 dan dikarunia seorang putri bernama Evawani.
Chairil yang pernah mengungkapkan dalam puisinya, ingin hidup seribu tahun lagi dan kalau berumur panjang akan menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan, meninggal dunia akibat penyakit paru-paru yang diderita.
Chairil Anwar wafat pada 28 April 1949, di usia 27 tahun dan dimakamkan di Pemakaman Umum Karet, Jakarta. Pada nisannya yang berdiri tegak tertulis : Disini Berbaring Penyair Chairil Anwar Pelopor Angkatan ‘45.
iNewsMadiun.
Editor : Arif Handono