JAKARTA, iNewsMadiun.id - Jagad maya dihebohkan dengan ulah seorang jurnalis non-Muslim yang bekerja untuk media Israel, keluyuran di Makkah, Arab Saudi. Makkah merupakan kota suci yang terlarang bagi non-Muslim.
Pria berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) bernama Gil Tamary itu sempat mengunjungi beberapa tempat suci, sebagaimana video berdurasi 10 menit yang ditayangkan stasiun televisi Israel Channel 13 News.
Ulah Tamary itu mendapat kecaman luas, tak hanya di Arab Saudi, tapi juga Israel.
Berikut fakta-fakta seputar masuknya Gil Tamary ke Makkah:
1. Meliput Kunjungan Joe Biden
Tamary berada di Makkah untuk meliput kunjungan Presiden AS Joe Biden di Jeddah. Waktu kunjungan Biden tak terpaut jauh dengan pelaksanaan haji, sehingga Makkah masih dibanjiri jemaah dari berbagai dunia.
Tamary merupakan seorang pemimpin redaksi. Dia juga menjadi komentator internasional untuk Channel 13 News.
2. Masuk Makkah Dibantu Warga Saudi
Tamary bisa masuk Makkah karena dibantu seorang warga Arab Saudi. Dalam video di Channel News 13, wajah orang yang membantu Tamary diburamkan untuk alasan keamanan. Namun pria itu ditangkap kepolisian Makkah.
Polisi telah melimpahkan kasus ini ke Kantor Penutut Umum dengan tuduhan melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap UU yang melarang non-Muslim memasuki Kota Makkah.
Seorang juru bicara kepolisian Makkah mengatakan pelaku membawa jurnalis itu masuk Makkah melalui jalur khusus sehingga akan mendapatkan hukuman berat.
“Pelanggaran semacam ini dianggap sebagai kejahatan yang tidak akan bisa ditoleransi dan hukuman akan diberikan kepada pelaku sesuai dengan peraturan yang berlaku,” kata juru bicara.
3. Mendaki Jabal Rahmah di Arafah
Beberapa tempat suci di Kota Makkah sempat dikunjungi Tamary, di antaranya yang tampak dalam video adalah Jabal Rahmah di Arafah dan sekitar Masjidil Haram.
Jabal Rahmah sangat dihormati oleh umat Islam. Di tempat itulah Nabi Muhammad SAW menyampaikan khotbah terakhirnya 14 abad silam. Tempat itu juga menjadi lokasi berkumpul jemaah untuk melakukan puncak ibadah haji, Wukuf.
Dalam tayangan Tamary memperkecil suara saat berbicara ke kamera dalam Bahasa Ibrani. Dia juga terkadang menggunakan Bahasa Inggris agar tidak ketahuan sedang bekerja untuk media Israel.
4. Dikecam Menteri Israel
Menteri Kerja Sama Regional Israel Esawi Frej mengecam keras tayangan Tamary. Meski laporannya mengangkat tema hubungan Arab-Israel, pengambilan gambar dilakukan di Kota Suci Makkah yang terlarang bagi non-Muslim.
“Saya minta maaf, (tapi aksi Tamary) itu adalah hal yang bodoh untuk dilakukan dan dibanggakan. Menyiarkan laporan ini hanya demi mengejar rating adalah tindakan yang tak bertanggung jawab dan merusak,” kata Frej.
Menurut Frej, liputan itu merugikan upaya yang didorong AS untuk secara bertahap menormalisasi hubungan Israel dan Arab Saudi, seperti sudah dilakukan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan negara lainnya.
5. Permintaan Maaf
Menyadari laporan itu memicu kecaman luas, Tamary meminta maaf atas kunjungannya ke Makkah. Dia mengaku tidak bermaksud menyinggung umat Islam.
“Jika ada yang tersinggung dengan video ini, saya sangat meminta maaf,” tulisnya, di Twitter.
Dia berdalih tujuan dari peliputan itu adalah untuk menunjukkan pentingnya Makkah dan keindahan Islam. Dengan begitu bisa menumbuhkan toleransi dan inklusivitas beragama.
6. Peringatan dari Syekh Sudais
Syekh Abdurrahman Al Sudais yang menjabat kepala Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci angkat bicara terkait masuknya jurnalis non-Muslim ke Makkah. Dia memperingatkan warga Saudi untuk menghormati semua tempat suci.
Dia mendesak warga untuk sepenuhnya mematuhi peraturan dan instruksi mengenai tempat-tempat suci.
Kesucian Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, lanjut dia, adalah garis yang tidak boleh dilanggar. Pelakunya tidak akan mendapat toleransi, tak peduli melibatkan warga asing dan pekerjaaan yang sedang mereka lakukan.iNewsMadiun
Editor : Arif Handono