JAKARTA, iNewsMadiun.id - Tak kenal lelah dalam menapaki hidupnya yang keras, menjadi awal kesuksesan dikemudian hari.
Bekerja keras, tulus dan fokus pada pekerjaan yang digeluti menjadi kunci sukses seseorang dalam membangun usaha. Inilah yang dilakukan Yustinus Soeroso, pemilik perusahaan otobus (PO) Rosalia Indah.
Pria yang akrab disapa Pak Roso ini merintis usaha dari nol. Awalnya banyak yang mengira sang pemilik berasal dari orang berada. Namun, Soeroso mengungkapkan, dirinya terlahir dari keluarga kurang mampu.
"Seorang Soeroso itu sebenarnya Cah Deso. Anaknya petani tak punya lahan sawah, buruh tani. Itulah kondisi saya sebenarnya," ujar Yustinus Soeroso dilansir dari kanal YouTube PerpalZ TV.
Dia menuturkan di masa kecil dirinya anak kurang beruntung. Keadaan orang tua yang hidup pas-pasan harus menghidupi enam orang anak.
"Di situ saya termotivasi untuk hidup dan sekolah mandiri, sehingga apa yang saya rasakan saat itu kalau sudah dewasa harus pergi dari rumah, dalam artian mengembangkan masa depan saya," katanya.
Lulus sekolah, Soeroso mulai mencari pekerjaan di kota, namun susah. Apalagi ijazah pasa-pasan. Akhirnya menjalani pekerjaan sebagai kondektur bus.
"Jadi kondektur orang tidur kita melek. Berangkat jam 3 malam, dan jam 8 malam baru pulang. Itu saya rasakan," ujarnya.
"Pelan-pelan dengan bekerja semangat keras dan keluarga berdoa memohon kepada Tuhan agar diberi pekerjaan lebih baik. Ya, ingin seperti orang-orang, sesok mangkat, sore mulih," kata Pak Roso.
Atas pertimbangan itu, dia memutuskan menjadi agen bus PO Timbul Jaya. Berkat keuletan dan kejujurannya, Soeroso dipercaya mengelola satu bus.
"Di sini cari penumpang sendiri, jadi calo sendiri, agen sendiri. Berkat kerja keras bus akhirnya ditambah. Dari pegang satu sampai 36 bus," kata Soeroso.
11 tahun bersama PO bus Timbul Jaya menjadi menjadi cikal bakal Rosalia Indah.
"Saya sangat berterima kasih kepada Timbul Jaya. Sampai sekarang saya menghargai Timbul Jaya, menghargai hingga berkembang sampai saat ini," ujar pria bersahaja ini.
Soeroso mengungkapkan saat di Timbul Jaya dirinya sempat menjadi kepala unit Solo dan Jawa Timur.
"Saya bekerja mengalir saja. Sesuai prosedur tidak aneh-aneh. Saya dipercaya hampir 90 persen, (keputusan) saya yang menentukan. Bos tahunya beres ada setoran bus," katanya.
Pada 1983, Soeroso punya ide melayani penumpang yang baru turun dari bus Sumatera ke Jawa. Saat itu, tidak ada angkutan terusan yang mengantarkan mereka ke masing-masing daerah tujuan.
"Saya inisiatif kredit kendaraan sendiri, dinaikkkan travel. Ternyata bagus, pada 1984 bertambah dua unit," ujar ayah tiga anak ini.
Dibantu sang istri Yustina Rahyuni, Soeroso mengoperasikan dan mengelola layanan travel dengan armada pertama Mitsubishi Colt "Bibit Kawit" melayani trayek Surakarta (Solo)–Blitar. Kemudian mengembangkan trayek melayani Yogyakarta–Surabaya, dan Yogyakarta–Blitar/Malang.
Pada 1987, dia mulai mengembangkan usahanya dengan merambah layanan angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) dengan mengoperasikan armada bus Rosalia Indah.
"Kenapa namanya Rosalia. Saya tidak banyak berpikir panjang, karena di hadapan anak saya nomor satu namanya Ana Rosalia. Saya ambil nama Rosalia (Dikasih Indah di belakangnnya)," katanya
Pada 1991, Rosalia Indah mulai mengubah orientasi layanan bus yang pada awalnya pada layanan AKDP menjadi AKAP.
"Saya lihat ada peluang yang baik dan menguntungkan saya ambil," ujarnya.
"Saya tidak terlalu banyak berpikir yang tinggi-tinggi, apa yang bisa kita lakukan, apa yang kita lihat, apa yang bisa dilakukan ya saya jalani. (saat itu) Saya tak punya modal hanya punya 29 unit travel," kata Soeroso.
Dia mengambil cicilan satu bus pada 1991 dan menguntungkan. "Pada era itu pendapatan bus maksimal. Pendapatan bus satu, bisa cicilan untuk dua bus," ujarnya.
Untuk menajemen keuangan Soeroso menyerahkan kepada sang istri sehingga lebih baik. "Saya tidak pernah pegang uang dari zaman masih kondektur. Urusan duit adalah ibu. Makanya duit utuh. Karena ibu tuh tidak pernah shopping. Kehebatan Rosalia Indah itu adalah Bu Roso," kata Soeroso memuji sang istri.
Seiring perjalanan waktu, PO Rosalia Indah semakin berkembang. Pada 10 April 2015, Rosalia Indah berubah menjadi perusahaan Perseroan Terbatas berbadan hukum dengan nama PT Rosalia Indah Transport. Jumlah trayek yang dilayani pun bertambah.
Pada 2021, selain memiliki ratusan bus reguler, Rosalia Indah memiliki armada Double Decker 21 unit. Ini membuat Rosalia Indah mendapatkan penghargaan rekor MURI pada 30 September 2021 sebagai Perusahaan Otobus AKAP yang Memiliki Armada Double Decker Terbanyak dengan Pelayanan Pramugara-Pramugari di Indonesia.
Kini, perlahan tongkat usahanya mulai diserahkan kepada anak-anaknya. Salah satunya, FX Adimas Rosdian, lulusan universitas di Australia. Tak heran, manajemen dan pelayanan PO Rosalia Indah semakin modern. iNewsMadiun.id
Editor : Arif Handono