Bisnis pertama ini dibangunnya pada 2007 di ruang tamu rumahnya. Tak disangka, Fusion Yearbooks semakin banyak diminati pengguna dari kalangan pelajar dan mahasiswa, terutama mereka yang tengah merancang buku tahunan. Fusion Yearbooks ini berkembang menjadi salah satu perusahaan penerbitan yang cukup populer di Australia.
Seiring banyaknya pengguna dan berbagai permintaannya, Perkins pun merasa membutuhkan modal yang lebih besar agar membuat bisnis ini tetap berjalan. Ia pun mulai mencari investor untuk membesarkan bisnisnya. Ia bahkan harus pindah ke San Fransisco untuk mengajukan proposal bisnis kepada calon-calon investor yang mau menanamkan modal di perusahaannya. Tiga bulan berlalu ia berusaha menawarkan proposal bisnisnya. Sayangnya, lebih dari 100 investor menolak ide platform desain yang disodorkannya.
Meski telah ditolak ratusan kali, Melanie Perkins tak pernah sekalipun menyerah. Ia terus memperbaiki konsep bisnisnya berdasarkan kritik dan saran yang diberikan calon investor sebelumnya. Perkins terus bekerja keras hingga usahanya pun membuahkan hasil. Pada 2012, Perkins berhasil mendapatkan pendanaan pertama dari investor. Ia mampu mengumpulkan total pendanaan senilai USD3,6 juta dari Matrix Partners, Interwest Partners dan startup lainnya. Modal inilah yang membuat Perkins berhasil mendirikan platform desain Canva dan memajukkan Fusion Yearbooks.
Editor : Arif Handono