Namun Sturgeon menjawab di Twitter dengan menyebut pernyataan Johnson itu sebagai keputusan terakhirnya sebagai perdana menteri. Dia merujuk pada seruan dari banyak pihak agar Johnson mengundurkan diri setelah para menterinya melakukan hal serupa terkait beberapa skandal di Downing Street.
"Untuk lebih jelas, Skotlandia akan punya kesempatan untuk menentukan kemerdekaan. Saya berharap terhadap referendum yang digelar pada 19 Oktober 2023, tapi jika tidak, melalui pemilihan umum. Demokrasi Skotlandia tidak akan menjadi tawanan perdana menteri ini (Johnson) atau perdana menteri mana pun," katanya.
Pada referendum 2014, 55 persen warga Skotlandia memutuskan untuk tetap menjadi bagian dari Inggris, melawan 44 persen yang ingin lepas. Dua tahun kemudian, warga Skotlandia juga memutuskan ingin tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.
Sturgeon berjanji akan membawa Skotlandia kembali ke Uni Eropa jika merdeka dari Inggris. Sebuah polling baru-baru ini menunjukkan, keunggulan tipis warga mendukung kemerdekaan dari Inggris, namun berada di bawah Uni Eropa. Namun survei lain yang digelar Ipsos dan YouGov menunjukkan, warga tetap menolak kemerdekaan dengan keunggulan antara 1 dan 8 poin persentase.iNewsMadiun
Editor : Arif Handono