Sejak usia 4 tahun, Elhurr sudah memiliki ketertarikan untuk menghafal Quran, sama kuatnya dengan ketertarikannya kepada angka/ matematika. Bahkan, ketika menjadi perwakilan wisudawan untuk memberikan sambutan, Elhurr menyampaikan bahwa dia tidak pandai berpidato, lebih suka berjam-jam menyelesaikan persamaan matematika atau menghafal Quran yang menurutnya sama-sama berpola.
Sementara itu, sang ibu, Sidrotun Naim berharap, selain menjaga hafalan Qurannya, Elhurr juga mampu menjaga akhlaknya hingga tumbuh dewasa dan tua kelak serta tercapai segala cita-citanya.
"Semoga anak kami selalu menjaga hafalannya dan akhlaknya, dikuatkan apapun cita-citanya profesinya ke depan, selalu menjadi pemersatu di manapun berada," kata Naim.
Menurut Naim, para penghafal Quran memiliki posisi tersendiri di dalam masyarakat, khususnya umat muslim, seperti hiasan berkilau yang menerangi umat dan saling menjaga bersama Alquran.
"Para penghafal Quran adalah keluarga Allah di muka bumi, sebuah kehormatan yang luar biasa," ucapnya. Sidrotun Naim adalah Direktur Akademik di IPMI Business School Jakarta dan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan bidang Inovasi Kesehatan. Dia pun pernah bekerja di industri dan NGO.
Naim adalah lulusan Harvard University, sedangkan ayah Elhurr bernama Dedi Priadi, seorang wirusahawan pemilik perusahaan Priadi dot id yang bergerak di bidang sumber daya manusia berbasis sidik jari. Untuk diketahui, selain fasih berbahasa Inggris dan Arab, Elhurr juga mampu berkomunikasi dalam bahasa Jawa dan memahami bahasa Sunda. Bekal yang unik untuk belajar tafsir. iNewsMadiun
Editor : Arif Handono