PONOROGO, iNewsMadiun.id - Video seorang pemuda di Ponorogo menggendong anak sapi sekarat sambil menangis viral di media sosial. Tindakan itu dilakukan karena merasa kasihan dan tak tega melihat kondisi sapi yang sakit akibat terserang penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebelum menggendong sapi, peternak itu juga terlihat berbicara dengan anak sapi yang mulai lemas. Berkali-kali dia terlihat memberi semangat kepada anak sapi agar mau makan dan kembali sehat seperti sedia kala.
"Ayo bersuara lah. Kamu kok bikin pusing perawatmu. Apau maumu. Semua sudah ku berikan. Kalau kamu terus seperti ini apa tidak kasihan yang merawatmu. Sungguh terlalu, sudah ditinggal (mati) indukmu, sekarang napasmu tinggal satu dua. Semoga jembar kuburmu," katanya sambil meneteskan air mata.
Informasi yang dihimpun, peternak viral menggendong anak sapi tersebut yakni Dwi Setiyono, warga Desa Pudak Kulon, Ponorogo. Hal itu dilakukan karena dia sangat berduka. Sebab, di tengah duka akibat indukan sapi perah mati, anakan sapi milik dia satu-satunya juga ikut sekarat.
Dwi mengatakan, tindakan itu dilakukan sebagai ekspresi kesedihan atas banyaknya hewan peliharaan warga Ponorogo, termasuk miliknya yang mati akibat PMK. Padahal, beternak sapi menjadi satu-satunya mata pencaharian warga masyarakat di desanya.
Salah seorang warga Marsudi Wibowo mengatakan, sejak wabah melanda sebulan silam, hampir semua sapi sakit dan ratusan sapi mati. Penghasilan warga pun berkurang drastis karena tidak bisa menjual susu. Sementara, warga masih diwajibkan membayar angsuran karena semua peternak membeli sapi dengan modal pinjaman.
Dwi menjelaskan, di saat tak ada penghasilan, peternak masih harus menanggung cicilan. Hal itulah yang menjadi persoalan besar. "Kami semua resah. Apalagi, sejak sebulan wabah melanda, belum ada pengobatan mujarab yang bisa menyembuhkan PMK. Hampir setiap hari ada sapi yang mati," ujarnya. Diketahui, hingga saat ini jumlah sapi terpapar PMK di Ponorogo terus bertambah. Hingga tanggal 23 juni, tercatatsebanyak 7.130 ekor sapi terpapar. Sapi mati dan disembelih paksa sebanyak 500 ekor. Sebagian sudah tertangani oleh dokter hewan dan sebagian belum tertangani. iNewsMadiun
Editor : Arif Handono