Kemudian ketika orang Romawi berkuasa, mereka memadukan tradisi dari daerah yang mereka kuasai, termasuk Yunani, ke dalam budaya mereka. Hal ini tergambar dari penyebutan dewi cinta dari Babilonia, Ishtar, menjadi Aphrodite dalam budaya Yunani dan Venus di bawah budaya Romawi. Gaius Plinius Secundus terkadang menyebut Merkurius dengan nama dewa lain, Apollo, karena terkait erat dengan matahari. Planet yang dinamai Venus, yang diasosiasikan dengan dewi cinta, kadang-kadang disebut Lucifer atau pembawa cahaya (dalam bahasa Latin lux berarti cahaya).
Ini adalah nama yang mungkin diambil untuk planet Venus karena terbit di pagi hari saat fajar. Kebetulan, orang-orang yang menamai Uranus, Neptunus, dan Pluto berabad-abad kemudian, di awal zaman teleskopik, mencoba meneruskan tradisi ini agar konsisten dengan cara orang Romawi melakukannya. Tetapi praktik ini tidak universal. “Sebagai contoh: Uranus dinamai George III ketika penemunya, astronom Inggris kelahiran Jerman William Herschel, mencari cara untuk berterima kasih kepada pendukung keuangannya,” keterangan NASA.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait