FLORIDA, iNewsMadiun.id - Teleskop Luar Angkasa James Webb berencana untuk menjelajahi dunia baru berupa planet berbatu yang aneh secara lebih detail. Dua planet yang diamati, dikenal sebagai 55 Cancri e yang sangat panas dan tertutup lava, serta LHS 3844 b, yang tidak memiliki atmosfer substansial. Planet berbatu lebih sulit diamati daripada planet raksasa berupa kumpulan gas dalam teknologi teleskop saat ini. Sebab, memiliki ukuran yang lebih kecil dan kecerahan yang relatif lebih rendah dibandingkan bintang lain di sebelahnya.
Planet 55 Cancri e mengorbit pada bintang induknya dengan jarak 2,4 juta km (1,5 juta mil) atau sekitar 4% dari jarak relatif antara Merkurius dan matahari. Planet 55 Cancri e mengelilingi bintangnya setiap 18 jam dan memiliki suhu permukaan tinggi di atas titik leleh sebagian besar jenis batuan.
Tapi cermin kuat Teleskop James Webb dan lokasinya yang berada di luar angkasa seharusnya memungkinkannya untuk mengamati dua planet yang sedikit lebih besar dari Bumi, yang dikenal sebagai Bumi super. Tugas ini akan menjadi pekerjaan besar bagi observatorium baru NASA ini yang akan menyelesaikan tahap commissioning dalam beberapa minggu.
“Konsorsium ilmiah teleskop (James Webb) memiliki agenda ambisius untuk mempelajari geologi di planet-planet kecil ini dari jarak 50 tahun cahaya,” keterangan ilmuwan James Webb dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Selasa (31/5/2022).
Tak satu pun planet di alam semesta ini yang dapat dihuni seperti Bumi, namun pengamatan pada dua planet ini bisa menjadi pembuktian untuk studi mendalam apakah kondisinya mirip seperti Bumi. Dua tim akan menguji hipotesis ini, satu tim yang dipimpin oleh ilmuwan peneliti Renyu Hu dari Jet Propulsion Laboratory NASA akan memeriksa emisi termal planet untuk tanda-tanda atmosfer.
Sementara tim kedua yang dipimpin oleh Alexis Brandeker, seorang profesor dari Universitas Stockholm, akan mengukur panas dari sisi yang terang planet 55 Cancri e. “Kedua investigasi ini akan memberi kita perspektif baru yang fantastis tentang planet yang mirip Bumi secara umum, membantu kita mempelajari seperti apa Bumi awal ketika masih panas seperti planet-planet ini sekarang,” kata Kreidberg.
Sedangkan untuk planet LHS 3844 b yang juga merupakan pengorbit dekat, bergerak mengelilingi bintang induknya setiap 11 jam. Namun, bintangnya lebih kecil dan lebih dingin daripada 55 Cancri e. Jadi permukaan planet kemungkinan jauh lebih dingin, dan pengamatan Spitzer menunjukkan kemungkinan tidak ada atmosfer substansial di planet ini.
Sebuah tim yang dipimpin oleh astronom Laura Kreidberg di Institut Astronomi Max Planck berharap dapat menangkap sinyal permukaan menggunakan spektroskopi. Di mana panjang gelombang cahaya yang berbeda menunjukkan elemen yang berbeda. Spektrum emisi termal dari sisi siang hari planet akan dibandingkan dengan batuan yang dikenal seperti basal dan granit untuk melihat apakah mereka dapat menyimpulkan komposisi permukaan.iNews Madiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait