Dubes Rusia untuk Indonesia: Anda Bisa Dihajar jika Berbahasa Rusia di Ukraina

Anton Suhartono
Lyudmila Vorobieva (Foto: MPI)

JAKARTA, iNewsMadiun.id - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menegaskan negaranya tidak ingin berperang dengan Ukraina, bahkan menyebut warganya sebagai saudara. Banyak orang Ukraina menganggap diri mereka etnis Rusia dan berbicara dalam bahasa yang sama. Tidak hanya itu, Rusia telah lama memiliki sumber daya alam (SDA) untuk kebutuhan warga Ukraina, termasuk minyak dan gas (migas), dengan harga yang sangat bersahabat.

"Jadi, kami sama sekali tidak menginginkan perang. Namun, kami juga melakukan operasi militer ini karena teman-teman Barat kami ingin menjadikan Ukraina bagian dari proyek anti-Rusia dan memisahkan negara saudara ini. Kami tidak menyerang warga sipil," kata Lyudmila, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan MNC Portal Indonesia (MPI) di Jakarta, Selasa (1/3/2022).

Dia juga menekankan bahwa rezim yang saat ini berkuasa di Ukraina setelah kudeta presiden 2014 memiliki pandangan dan ideologi pro-Nazi, bahkan memungkinkan organisasi dan dukungan Nazi untuk berkembang. Faktanya, dalam Perang Dunia, Rusia berperang melawan Nazi.

"Ideologi Nazi ini telah dilarang di Rusia, Eropa, bahkan di Jerman dan dunia. Mengapa Barat berpura-pura buta terhadap masalah ini? Lihat standar ganda masalah ini," katanya.

Lyudmila menambahkan bahwa rezim baru di bawah Presiden Volodymyr Zelensky sebenarnya menindas rakyat Rusia, mencoba melarang bahasa dan budaya Rusia, yang sebenarnya tidak mungkin.

Menurutnya, tindakan tersebut melarang penggunaan bahasa dan budaya Jawa di Pulau Jawa. "Wilayah Donetsk dan Luhansk memprotes masalah ini. Kedua wilayah ini sebenarnya adalah wilayah Rusia di dalam wilayah Ukraina," katanya. 

Lyudmila mengungkapkan, ketika rezim anti-Rusia berkuasa, mereka menindas bahkan membunuh Rusia dan memberikan ancaman, bukan budaya.

Rezim memiliki batalyon sukarela dan angkatan bersenjata dengan ideologi pro-Nazi yang meneror orang-orang berbahasa Rusia."Di Ukraina Anda dapat dipukuli sampai mati jika Anda berbicara bahasa Rusia. Anda dapat ditolak atau bahkan dipecat dari pekerjaan Anda jika Anda orang Rusia. Baru-baru ini mereka mulai menggunakan ancaman fisik. Jadi, Republik Donetsk dan Luhansk memprotes ini dan kemudian di sana. adalah saudara perang di Ukraina, bahkan 90 persen penduduk Krimea memilih untuk kembali ke Rusia," katanya.

Rusia mencaplok Krimea karena tidak ingin mengecewakan harapan penduduknya. "Ini karena kelompok angkatan bersenjata ini mulai bergerak ke Krimea dan mereka ingin perang saudara terjadi," katanya. Dalam pernyataan sebelumnya, Ukraina membantah tuduhan genosida terhadap penduduk Donetsk dan Luhansk yang berbahasa Rusia, juga dikenal sebagai Donbass. Mereka menganggap tuduhan itu sebagai propaganda dan menggunakannya sebagai alasan untuk menyerang Ukraina.iNews Madiun

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network