Siswa lain yang masih mengikuti PTM terpaksa belajar di atas genangan air. Meski begitu, kondisi ini tidak menyurutkan semangat para pelajar untuk tetap menuntut ilmu. Mereka ke sekolah hanya menggunakan sandal.
"Siswa kelas empat sampai kelas enam masih mengikuti pembelajaran tatap muka. Namun proses pembelajaran digilir setiap hari, karena kondisi banjir. Selain itu juga karena COVID-19," ujar Kepala SDN Jelakcatur, Yanto.
Menurutnya, banjir luapan anak Sungai Bengawan Solo ini terjadi hampir setiap tahun. Banjir juga bisa menggenangi sekolah, antara dua hingga empat bulan lamanya.
Pemerintah daerah, provinsi maupun pusat belum melakukan upaya serius untuk mengatasi banjir tahunan ini. iNews Madiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait