JAKARTA, iNews.id - Siapa yang menyangka, ada mayit dibuang ke tempat sampah ternyata adalah waliyullah. Perbuatan keji membuang mayit ke tempah sampah itu terjadi pada zaman Nabi Musa 'alaihissalam. Kisahnya diceritakan oleh Syekh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitab Al-Mawaizh Al-Usfuriyah.
Kisah Nabi Musa dan sosok mayit ini patut dijadikan ibrah karena sarat hikmah. Allah mengabarkan kepada Nabi Musa bahwa jasad laki-laki yang dibuang itu adalah seorang hamba yang dicinta-Nya. Diceritakan, seorang laki-laki fasik meninggal dunia pada zaman Nabi Musa 'alaihissalam. Saat itu, orang-orang enggan memandikan dan menguburkan jenazahnya karena kefasikannya. Kemudian mereka memegang kakinya, menyeretnya dan membuangnya di tempat kotoran.
Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa: "Hai Musa! Ada seorang laki-laki yang telah mati di kampung ini dan dibuang di tempat kotoran ini. Ia adalah salah satu kekasih-Ku. Orang-orang enggan memandikan, mengkafani, dan menguburkan. Pergilah! Mandikanlah ia! Kafanilah ia! Sholatilah ia! Dan kuburkanlah ia!" demikian perintah Allah. Kemudian Nabi Musa mendatangi kampung itu dan bertanya kepada penduduk tentang mayit laki-laki itu.
"Laki-laki itu telah mati dalam keadaan demikian dan demikian. Ia adalah orang fasik dan terlaknati," kata penduduk setempat. Musa 'alaihissalam bertanya: "Dimana tempat mayitnya? Allah telah memberiku wahyu untuk mengurusnya. Beritahu aku dimana mayit itu berada?" Lalu penduduk memberitahu dan mengantarkan Musa ke tempat mayit laki-laki itu berada. Akhirnya, Musa pergi ke tempat itu.
Sesampainya Musa di tempat yang diberitahukan oleh penduduk, ia pun melihat mayit laki-laki itu terbuang di tempat kotoran. Penduduk memberitahu kepada Musa tentang keburukan perbuatan-perbuatan si mayit ketika ia masih hidup. Setelah mereka selesai menjelaskan, Musa bermunajat kepada Allah:
"Ya Allah! Engkau memerintahku untuk mengubur dan mensholati mayit laki-laki itu. Sedangkan orang-orang telah memberikan kesaksian keburukan atasnya. Engkau adalah Dzat yang lebih tahu daripada mereka tentang perihal memuji dan merendahkan," kata Musa. 3Hal yang Tidak Diketahui Warga Lalu Allah berfirman: "Hai Musa! Benar apa yang telah dikatakan oleh penduduk tentang keburukan perbuatan-perbuatan laki-laki itu. Hanya saja laki-laki itu meminta syafaat dari-Ku pada waktu kematiannya dengan merayu-Ku melalui tiga hal yang mana andai seluruh pendosa meminta-Ku dengan rayuan tiga hal tersebut, maka Aku akan memberikannya.
Lantas bagaimana bisa Aku tidak mengasihi laki-laki itu? Padahal ia meminta kepada-Ku dengan hatinya. Sedangkan Aku adalah Allah Dzat Yang Maha Paling Mengasihi." Musa bertanya: "Apa tiga hal tersebut ya Rabb? Allah menjelaskan: "(Pertama) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat. Ia berkata, 'Ya Allah! Engkau adalah lebih mengetahui daripadaku. Sesungguhnya aku telah melakukan kemaksiatan dengan keadaan hatiku membenci kemaksiatan itu. Akan tetapi, ada tiga hal yang terdapat pada diriku hingga aku berani melakukan kemaksiatan itu dengan kondisi hati yang membencinya. Pertama adalah hawa nafsu. Kedua adalah teman buruk. Ketiga adalah Iblis, Semoga laknat Allah menimpanya.
Tiga hal ini telah menjerumuskanku ke dalam lubang kemaksiatan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang mengetahui apa yang aku ucapkan. Oleh karena itu ampunilah aku!'. (Kedua) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat, ia berkata, 'Sesungguhnya Engkau mengetahui kalau aku telah melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dimana posisiku saat itu adalah bersama orang-orang fasik. Akan tetapi aku senang berteman dengan orang-orang sholih dan aku menyukai kezuhudan meraka.
Posisiku bersama mereka adalah lebih aku sukai daripada bersama orang- orang fasik'. (Ketiga) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat, ia berkata, "Ya Allah! Sesungguhnya Engkau tahu daripadaku kalau orang- orang sholih adalah lebih aku sukai daripada orang-orang fasik hingga andai ada dua orang, yang satu adalah orang sholih dan yang satunya adalah orang buruk, mendatangiku, maka aku akan mendahulukan memenuhi hajat orang satu yang sholih dan mengakhirkan hajat orang satunya yang buruk." Dalam riwayat Wahab bin Munabbah, perkataan laki-laki yang ketiga adalah: "Ya Allah! Andai Engkau memaafkan dan mengampuni dosa-dosaku maka para wali dan para Nabi-Mu akan senang dan setan, musuhku dan musuh-Mu, akan bersedih.
Tetapi apabila Engkau menyiksaku, maka setan dan teman-temannya akan senang dan para Nabi dan para wali-Mu akan bersedih. Dan aku tahu kalau rasa senang para wali kepada-Mu adalah lebih Engkau sukai daripada rasa senang setan dan teman-temannya. Oleh karena itu ampunilah aku! Ya Allah! Sungguh Engkau mengetahui apa yang aku ucapkan. Kasihilah aku! Dan maafkanlah aku!” Kemudian Allah berkata, "Aku telah mengasihinya, memaafkannya dan mengampuninya. Sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Pengasih dan Penyayang, terutama kepada orang yang mengakui dosanya di hadapan-Ku.
Oleh karena laki-laki ini telah mengakui dosanya maka Aku mengampuni dan memaafkannya. "Hai Musa! "Lakukanlah apa yang telah Aku perintahkan! Sesungguhnya Aku akan mengampuni orang-orang yang mau mensholati jenazah laki-laki itu dan menghadiri penguburannya dengan perantara kemuliaannya". Demikian kisah Nabi Musa dan laki-laki yang menjadi kekasih Allah. Allah menurunkan rahmat-Nya berkat kecintaannya kepada orang saleh dan istighfarnya sebelum wafat.sindonews
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait