Peralihan Penguasa Jawa, Tiga Pusaka Wali Songo Bikin Prajurit Majapahit Kocar Kacir

Edi Purwanto, Solichan Arif
Ilustrasi pusaka Wali Songo. Dok iNews Network

MADIUN, iNewsMadiun.id - Perpindahan kekuasaan terjadi di tanah Jawa.Kesultanan Demak Bintoro berhasil mengalahkan Kerajaan Majapahit yang sebelumnya menjadi penguasa Nusantara. Peralihan kekuasaan melibatkan peperangan hebat. Wali Songo konon memiliki sejumlah pusaka yang mampu membuat pasukan Majapahit kocar-kacir. Pasukan Kesultanan Demak dipimpin Ja’far Shadiq atau Sunan Kudus berkat pusaka tersebut berhasil membuat pasukan Majapahit bertekuk lutut.

Dilansir MNC Portal Indonesia, Sunan Ngudung yang menggantikan ayahnya, Sunan Kudus sebagai senopati Demak gugur dalam peperangan melawan Senopati Majapahit, Raden Kusen atau Adipati Terung. Konon serangan yang dilakukan santri Demak ke wilayah Tuban, Kediri dan sekitarnya, berhasil memukul mundur orang-orang Majapahit hingga mengungsi ke gunung gunung.

Tiga Pusaka Wali Songo yang dipakai Sunan Kudus:

1. Pusaka Peti dari Palembang 

Sunan Kudus mendapatkan pusaka berbentuk peti dari Adipati Palembang Arya Damar. Dia adalah putra Raja Majapahit Prabu Brawijaya yang memeluk Islam.  Meski Arya Damar bukan Wali Songo. Dirinya yang pertama kali menerima Raden Rahmat atau Sunan Ampel saat pertama kali menjejakkan kaki di Nusantara.

Sunan Kudus membawa pusaka berbentuk peti itu ke medan perang antara Demak dan Majapahit. Saat dalam situasi terjepit, dibukanya tutup peti. Sontak saja, hujan angin bercampur badai besar tiba-tiba menerjang Majapahit. Badai menimbulkan suara gemuruh yang membuat orang-orang Majapahit ketakutan.

Dari dalam pusaka peti Arya Damar, konon muncul pasukan siluman yang langsung menyerang orang-orang Majapahit. Dalam peperangan yang dipimpin Sunan Kudus itu, Demak memperoleh kemenangan besar. Pusaka-pusaka Majapahit disita dan ditempatkan selama 40 hari di Giri Kedaton. Kemudian, oleh pasukan santri dipimpin Sunan Kudus, semua pusaka kerajaan Majapahit diangkut ke Demak.

Naskah Tedak Pusponegaran dan Literature of Java (1967-1980), menulis, orang-orang Majapahit yang terpukul mundur oleh santri Demak, sempat bertahan di Sengguruh, Malang Jawa Timur. Hal itu tak berlangsung lama. Serbuan santri yang dipimpin Arya Terung, yakni anak Adipati Terung yang memilih berpihak ke Demak, membuat orang-orang Majapahit pergi menjauh.

Arya Terung pun diangkat Sultan Demak sebagai Adipati di Sengguruh. Sedangkan adiknya, Arya Balitar diangkat menjadi Adipati Blitar. Sengguruh (Malang Selatan) dan Blitar dinyatakan berada di bawah kekuasaan Kesultanan Demak.

2. Pusaka Badhong (Golok)

Sunan Kudus mendapatkan Pusaka Badhong dari Sunan Cirebon atau Sunan Gunung Jati. Pusaka itu untuk melawan orang-orang Majapahit. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah merupakan salah satu Wali Songo yang menurunkan sultan-sultan Banten dan Cirebon. Dalam pertempuran sengit, Sunan Kudus mencabut pusaka Badhong dari sarungnya. Tiba-tiba muncul lebah yang langsung menyerang pasukan Majapahit.Orang-orang Majapahit tunggang langgang terkena sengatan lebah yang jumlahnya tak terhitung itu.

3. Pusaka Ki Suradadi

Keris pusaka Ki Suradadi milik Sunan Giri, salah satu Wali Songo yang bergelar Prabu Satmata. Gelar itu disematkan karena kedudukannya sebagai raja sekaligus guru suci di Giri Kedaton, Jawa Timur. Dalam Serat Kandhaning Ringgit Purwa, oleh Sunan Giri pusaka Ki Suradadi dihibahkan kepada Sunan Kudus. Saat dihunus Sunan Kudus, tiba-tiba muncul keajaiban yang mengejutkan.Tiba-tiba keluar hewan tikus yang jumlahnya tidak terhitung. Kemudian, menyerang orang-orang Majapahit hingga kocar-kacir.

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network