JOMBANG, iNewsMadiun.id - Setelah puluhan tahun menabung, pasangan suami istri penjual kerupuk di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, akhirnya bisa pergi haji tahun ini.
Sehari-hari, pasangan suami istri itu hanya mengandalkan hidup dari bekerja menjual kerupuk di pasar.
Selain buat makan dan biaya sekolah anaknya, sisanya mereka tabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya bisa daftar untuk naik haji.
Beginilah aktifitas sehari-hari pasangan suami istri Amir dan Maryam, warga Desa Janti, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Setiap hari usai menggoreng, keduanya sibuk membungkus kerupuk di rumahnya. Keesokan harinya, kerupuk tersebut mereka jual di Pasar Mojoagung Jombang.
Meski hanya bekerja jualan kerupuk, namun Amir dan Maryam mengaku sangat senang, karena akhir bulan Juni nanti akan segera bertolak ke Tanah suci guna memenuhi panggilan Allah untuk menunaikan ibadah haji.
Rencana keberangkatannya haji ini menurut Amir dan Maryam serasa mimpi. Sebab setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19, dambaan pergi ke Tanah suci itu akan segera terwujud.
Amir dan Maryam mengaku telah bekerja keras menabung untuk pergi haji sejak 1996. Baru pada 2011, uang tabungan keduanya dirasa cukup sehingga segera mendaftar dan mendapat porsi haji.
Setelah itu, Amir dan Maryam kembali bekerja keras untuk menyiapkan uang pelunasan agar jika sewaktu-waktu dipanggil untuk berangkat, mereka bisa melunasi ongkos naik haji yang ditetapkan pemerintah.
Usaha daftar dan melunasi biaya haji ini menurut Amir dan Maryam, bukanlah hal mudah. Sebab dari usaha jualan kerupuk, keduanya hanya mendapatkan penghasilan bersih rata-rata Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per hari.
Selain itu keduanya juga harus menanggung biaya hidup dan biaya sekolah dua anaknya. Namun kini, Amir dan Maryam merasa senang karena usahanya tersebut membuahkan hasil. Keduanya berharap hajinya kelak menjadi mabrur. iNewsMadiun
Editor : Arif Handono