JAKARTA, iNewsMadiun.id - Lumpur Lapindo Brantas di Sidoarjo yang dulunya bencana ternyata menyimpan berkah bagi Indonesia. Peneliti menemukan harta karun yang amat berharga terkandung di Lumpur Lapindo. Semburan lumpur Lapindo sendiri pertama kali keluar pada 29 Mei 2006. Artinya, usia lumpur Lapindo tahun ini adalah 16 tahun dan hingga sekarang penyebabnya masih misterius.
Semburan lumpur berasal dari Sumur Banjar Panji 1 yang berlokasi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Lokasi itu merupakan tempat pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas, di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Adanya harta karun di lumpur Lapindo diumumkan pertama kali oleh peneliti Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Penelitian sudah berlangsung sejak 2020 dan harta karun yang dimaksud adalah rare earth atau logam tanah jarang .
Bagaimana detail penemuan harta karun ini? Studi terkait lumpur Lapindo dengan logam tanah jarang sudah dimulai sejak 2020. Badan Geologi Kementerian ESDM melakukan studi di 9 lokasi berbeda dan salah satu lokasinya adalah lumpur Lapindo. Studi selesai pada 2021. Terkait dengan jumlah logam langka tersebut, peneliti sampai sekarang belum bisa mengetahui secara pasti, karena masih mengintegrasikan temuan dengan Puslitbang tekMIRA Kementerian ESDM.
Menjadi pertanyaan sekarang, apa sebetulnya logam tanah jarang? Menurut keterangan yang disampaikan laman American Geosciences, logam tanah jarang atau rare earth (REE) mengandung lima belas lantanida ditambah skandium dan itrium. REE merupakan unsur yang banyak dipakai untuk perangkat berteknologi tinggi. Diketahui, lebih dari 200 produk melibatkan REE seperti produk telepon seluler, hard drive komputer, kendaraan listrik atau hibrida dan monitor layar datar dan televisi menggunakan logam tanah jarang.
"Meskipun jumlah REE yang digunakan dalam suatu produk bukan jadi bagian yang signifikan berdasarkan berat, nilai, atau volume, tapi REE jadi bagian penting sebagai pengaktif aplikasi tersebut". Tak berhenti di situ, REE atau logam tanah jarang juga diketahui diperlukan dalam menunjang produksi alutsista seperti satelit, rudal, atau laser. Manfaat lainnya adalah menjadi bahan baku pembuatan pembangkit listrik, penyimpanan listrik, pendukung tambang, hingga mendukung produk teknologi untuk mendeteksi kanker atau penyakit lainnya.
Kembali ke pembahasan harta karun di lumpur Lapindo, menurut informasi yang beredar, tak hanya logam tanah jarang yang ada di balik bencana tersebut. Tapi, ditemukan juga logam critical raw material (CRM) di lumpur Lapindo. "Jumlah CRM diindikasikan lebih besar daripada logam tanah jarang atau REE," terang Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono, di awal Januari 2022.
CRM adalah mineral mentah yang sangat penting kegunaannya untuk keperluan industri. Contohnya bauksit, cobalt, antimoni, barite, dan lainnya. Lumpur Lapindo adalah catatan sejarah bencana yang merugikan banyak masyarakat di Sidoarjo. Tapi, musibah itu juga menawarkan harta karun yang berarti bagi banyak orang.
Editor : Arif Handono