JAKARTA, iNewsMadiun.id - Ada fakta menarik dari penggerebekan terduga teroris Dokter Sunardi. Densus 88 Antiteror Polri melepaskan 9 kali tembakan untuk menghentikan Dokter Sunardi. Tindakan tersebut dilakukan saat pasukan elite itu mengejar Dokter Sunardi di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
"Kami tunjukkan semua dalam proses tadi, termasuk juga bagaimana kronologi tembakan. Jadi ya tembakan itu ada 9 kali, tembakan 9 kali. Satu kali itu di bawah," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.
Anam menjelaskan, kejadian ini bermula ketika dua orang polisi mencoba membuntuti dokter Sunardi. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi dan memastikan tidak salah sasaran.
Setelah dipastikan, kedua polisi itu langsung bergegas masuk ke dalam mobil untuk melakukan penangkapan. Lantas polisi meminta yang bersangkutan untuk segera menghentikan mobil.
Alih-alih permintaan itu dituruti, Sunardi malah makin menginjak pedal gasnya. Lantaran diabaikan, Densus 88 langsung mengeluarkan tembakan peringatan kepada yang bersangkutan.
"Ini 2 orang polisi jadi setelah diperingatkan ya, disuruh berhenti, diperingatkan suruh berhenti dan sebagainya, dicegat begini sama petugas, habis itu tetap jalan dia," ucapnya.
Akhirnya aparat berhasil menyamai kecepatan Sunardi yang kemudian langsung menunjukan tanda bahwa dirinya tengah berurusan dengan polisi. Namun, surat yang ditunjukkan tak dihiraukan.
Dari situ barulah terjadi kejar-kejaran, cukup kencang antara mobil yang dikendarai Sunardi dengan aparat kepolisian. Hingga akhirnya bagian mobil tersebut saking berdempetan dan menimbulkan percikan api.
"Ini yang mulai serempet-serempetan dan ini yang sampai muncul itu percikkan api," jelasnya.
Hingga pada akhirnya Densus melepaskan tembakan ke arah Dokter Sunardi. Namun, hal tersebut tetap tidak membuatnya menghentikan kendaraan.
"Mau kabur dikasih tembakan peringatan pertama, kasih peringatan lagi, tembakan udara dua kali, enggak berhenti-berhenti, nembak sebelah kiri sebelah kiri bangku, itu juga ditembak dari atas juga enggak berhenti, baru tembak berikutnya tembak tangan juga enggak, tembak bahu, kaki enggak berhenti, baru tembak dada dan terus akhirnya nabrak," pungkasnya.iNews Madiun
Editor : Arif Handono