KIEV, iNewsMadiun.id - Pejabat Rusia dan Ukraina menyampaikan perkembangan positif dalam pembicaraan terkait perang yang tengah berlangsung pada Minggu (13/3/2022).
Dalam sebuah video yang diposting online, negosiator Ukraina, Mykhail Podolyak mengatakan bahwa pihaknya bersedia untuk bernegosiasi tetapi tidak menyerah ataupun menerima ultimatum dari Rusia. Dia mengatakan bahwa ada perkembangan yang baik dari pembicaraan yang berlangsung dan kemungkinan akan ada hasil positif dalam beberapa hari mendatang.
"Kami pada prinsipnya tidak akan menyerahkan posisi apa pun. Rusia sekarang memahami hal ini. Rusia sudah mulai berbicara secara konstruktif," kata Podolyak sebagaimana dilansir Reuters.
"Saya pikir kami akan mencapai beberapa hasil secara harfiah dalam hitungan hari," tambahnya.
Optimisme juga disampaikan anggota delegasi Rusia Leonid Slutsky, yang mengatakan bahwa pembicaraan telah membuat kemajuan substansial.
"Menurut harapan pribadi saya, kemajuan ini dapat berkembang dalam beberapa hari mendatang menjadi posisi bersama kedua delegasi, menjadi dokumen untuk ditandatangani," kata Slutsky.
Kedua belah pihak tidak menjelaskan mengenai apa saja yang mungkin ada di dalam kesepakatan.
Komentar positif dari kedua delegasi itu disampaikan hampir bersamaan, pada hari ke-18 perang yang dimulai ketika pasukan Rusia melancarkan aksi militer ke Ukraina pada 24 Februari.
Dalam sebuah cuitan di Twitter, Podolyak mengatakan bahwa tuntutan dari Ukraina adalah “akhir perang dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina”. Dia mengatakan bahwa permintaan itu telah didengar pihak Rusia dan dialog tengah berjalan.
Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia siap menghentikan operasi militer jika Kiev memenuhi sejumlah tuntutan Moskow, termasuk status netral Ukraina, pengakuan atas Krimea sebagai wilayah Rusia, dan pengakuan atas dua wilayah yang memisahkan diri Republik Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka, sebagai negara merdeka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa kedua negara dapat berkompromi mengenai status pemerintahan wilayah-wilayah tersebut, tetapi Kiev tidak mau menyerahkannya wilayahnya.
Tiga putaran pembicaraan antara kedua belah pihak di Belarusia, terakhir pada Senin (8/3/2022) lalu, telah difokuskan terutama pada isu-isu kemanusiaan dan menyebabkan pembukaan terbatas beberapa koridor bagi warga sipil untuk menghindari pertempuran.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Jumat (11/3/2022) bahwa ada beberapa "perubahan positif" dalam pembicaraan, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Pada Sabtu (12/3/2022) Kremlin mengatakan diskusi antara pejabat Rusia dan Ukraina telah berlanjut "dalam format video".
Pembicaraan antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina tidak menghasilkan kemajuan nyata menuju gencatan senjata Kamis (10/3/2022) lalu, tetapi para analis mengatakan fakta bahwa mereka bahkan bertemu membuka jendela untuk mengakhiri perang. iNews Madiun
Editor : Arif Handono