TUBAN, iNewsMadiun.id - Untuk menghindari kerugian pengatajin tempe di Tuban mengurangi ukuran hingga 10 persen. Ini sebab harga kedelai impor melambung tinggi hingga Rp11.000 per kilogram.
Prajin tempe tradisional di Kelurahan Sukolilo, salah satunya. Hingga saat ini mereka masih aktif produksi. Namun mereka mulai dibuat resah dengan melambungnya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama pembuatan tempe.
Salah seorang perajin, Purwanti mengatakan, biasanya harga kedelai impor hanya Rp7.000 per kilogram. Namun, sejak beberapa pekan, harganya terus melambung hingga mencapai Rp11.000 per kilogram.
Karena itu dia harus memutar otak agar produksi tetap jalan. "Sekarang agak berat, sebab kedelai mahal. Jadi terpaksa ukurannya dikecilkan. Kalau menaikkan harga, takut pelanggan pergi," katanya, Kamis (17/2/2022).
Purwanti mengataan dalam sehari dia biasanya memproduksi tempe sebanyak 90 kilogram sampai 100 kilogram. Dia brsyukur, sebab tempe yang diproduksi selalu habis terjual.
Sementara itu, perajin tempe lainnya, Muhammad Irfan mengatakan, pihaknya selalu menggantungkan bahan baku kedelai impor karena kualitasnya lebih bagus di banding kedelai lokal. "Kedelai lokal susah dicari, harganya juga lebih mahal. Selain itu cepat matang untuk tempe," katanya. iNews Madiun
Editor : Arif Handono