SOLO, iNewsMadiun.id - Hari Pers Nasional diperingati setiap tanggal 9 Februari. Hari ini adalah bertepatan dengan Hari Pers Nasional. Kegiatan peringatan dipusatkan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Seperti apakah perjuangan insan pers Indonesia? Kerja keras pers Indonesia bisa dipelajari melalui museum Pers Nasional. Museum ini merupakan bangunan bersejarah bagi insan pers nasional Indonesia.
Museum tersebut merupakan lokasi terbentuknya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946, yang kini diperingati sebagai Hari Pers Nasional (HPN) setiap tahunnya.
Dikutip Okezone dari Cagar Budaya Indonesia, bangunan induk Monumen Pers Nasional dibangun pada tahun 1918 atas perintah Mangkunegara VII. Awalnya tempat ini dijadikan sebagai balai perkumpulan dan ruang pertemuan. Radio publik pertama yang dioperasikan pribumi Indonesia juga lahir di sini.
Pada tanggal 9 Februari 1978 Monumen Pers Nasional resmi dibuka oleh Presiden Soeharto. Dalam pidatonya, Presiden Soeharto memperingatkan pers tentang bahaya kebebasan. Ia mengatakan, "menikmati kebebasan demi kebebasan itu sendiri adalah keistimewaan yang tak mampu kita dapatkan".
Terletak di Surakarta, Jawa Tengah, Museum Pers Nasional menjadi saksi perjalanan dan rekam jejak pers di Indonesia. Museum inilah yang menyimpan benda-benda bersejarah terkait pers, termasuk ragam satu juta surat kabar dan majalah. Karya jurnalistik itu dibuat pada masa sebelum dan sesudah Revolusi Nasional Indonesia dari berbagai daerah.
Pengunjung juga dapat melihat teknologi komunikasi dan reportase serta pahatan kepala tokoh-tokoh penting dalam sejarah jurnalisme Indonesia. Ruang kedua di dalam museum ini menyimpan diorama yang menggambarkan sejarah pers Indonesia.
Koleksi lain yang juga memiliki nilai sejarah adalah artefak milik para jurnalis dari berbagai zaman. Salah satunya adalah mesin ketik milik salah satu perintis pers Indonesia, yaitu Bakrie Soeratmaadja, wartawan koran Sipatahoenan yang terbit di Bandung. Baju yang dipakai Hendro Dubroto saat meninggal juga disimpan di sini. Wartawan senior itu tewas tertembak ketika meliput pendudukan Indonesia di Timor Timur tahun 1975.
Kini museum yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika terdaftar sebagai Cagar Budaya Indonesia. Museum Pers berlokasi di Jalan Gajahmada Nomor 76, Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Museum ini buka setiap hari pukul 09.00-15.00 WIB.iNews Madiun
Editor : Arif Handono