get app
inews
Aa Read Next : Sekelumit Kisah Ferdy Sambo: Pembunuhan, Pieter Sambo hingga Trah Sambo di Tana Toraja

Hanya di Indonesia, Turis Bisa Lihat Batang Pohon Dijadikan Makam Bayi yang Keluarkan ASI

Kamis, 27 Oktober 2022 | 19:57 WIB
header img
Tradisi pemakaman bayi di batang pohon Tana Toraja (Foto: Amusing Planet)

JAKARTA, iNewsMadiun.id - Tradisi pemakaman di Tana Toraja selalu menarik. Selain ada tradisi Rambu Solo dan Silaga Tedong, ada satu tradisi yang unik. Tradisi tersebut adalah Passiliran, yaitu proses memakamkan bayi di batang pohon yang sangat tua. Uniknya, getah yang keluar dari batang pohon dianggap oleh masyarakat sekitar berfungsi sebagai ASI.

Penasaran ingin tahu seperti apa tradisi memakamkan bayi di batang pohon tersebut? Berikut ulasannya dirangkum melalui kanal YouTube Bedu Ima, Kamis (27/10/2022). Tradisi Passiliran merupakan salah satu penghormatan kepada leluhur dan kerabat yang sudah meninggal mendahului mereka. Bayi yang meninggal akan dimakamkan di batang pohon yang bernama Tarra. Pohon Tarra tua tersebut menjulang tinggi di antara rumpun bambu.

Terlihat batang sudah sangat tua. Pohon Tara berada di Desa Kambira, Kecamatan Sangalla, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tempat ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan tak hanya domestik maupun mancanegara.  Masyarakat Toraja memang memiliki tradisi unik dalam pemakaman. Sejak zaman megalitik, pemakaman menjadi hal penting dan dilakukan dengan banyak ritual.

Bahkan upacara-upacara pemakaman orang Toraja bisa menelan biaya yang sangat mahal. Di Desa Kambira ini Pohon Tarra tumbuh dan tradisi passiliran Tana Toraja berasal. Pohon Tarra memiliki ukuran yang sangat besar dengan diameter 80-120 meter. Bayi yang dikubur di pohon ini hanya yang berusia 0-6 bulan. Ketentuan itu karena bayi yang berusia 0-6 bulan belum memiliki gigi dan dianggap masih suci sehingga arwahnya akan diterima di surga.

Miliki Getah yang Dianggap ASI

Pohon Tarra memiliki getah yang dianggap sebagai asupan ASI untuk tumbuh kembangnya. Saat bayi meninggal dunia di usia 0-6 bulan, walau sudah meninggal harus tetap mendapatkan ASI. Maka, pohon tarra yang memiliki banyak kandungan getah berwarna putih dipercaya akan jadi pengganti ASI untuk bayi. Bila diperhatikan, di bagian pohonnya tidak banyak lubang, namun bukan berarti bayi yang dikubur di pohon itu sedikit.

Dalam satu lubang bisa diisi banyak bayi, namun hingga kini sulit ditentukan ada berapa jumlah bayi yang sudah dikubur di Pohon Tarra. Hal menarik lainnya, pada pintu kuburan itu menggunakan serat pohon aren. Serat pohon aren dipilih agar kondisi bayi di dalam pohon tetap utuh. Bentuk serat aren yang tidak padat juga dipercaya akan membuat jenazah bayi tetap segar di dalam batang pohon.

Sayangnya, Pohon Tarra yang berusia ratusan tahun itu sudah mulai lapuk, bahkan kini sudah mati. Masyarakat sekitar yang mempertahankan kondisi pohon tidak bisa berbuat banyak. Pengganti Pohon Tarra tua sudah tidak mungkin lagi. Tidak ada pohon Tarra kecil yang menggantikan Pohon Tarra tua.

Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Unik, di Desa Ini Bisa Lihat Batang Pohon Dijadikan Makam Bayi yang Bisa Keluarkan ASI ", Klik untuk baca: https://www.inews.id/travel/destinasi/unik-di-desa-ini-bisa-lihat-batang-pohon-dijadikan-makam-bayi-yang-bisa-keluarkan-asi/all.
 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut