MADIUN,inews Madiun.id - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Madiun tengah melakukan rehabilitasi pendopo. Tempat yang awalnya terbuka itu akan ditutup dan dijadikan aula.
Untuk membuat ruang aula dengan bahan dasar multipleks itu, Dinas PUPR menghabiskan anggaran Rp 559 juta rupiah yang bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH).
Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten Madiun, Rika Mekar Gumilang menyampaikan, pemilihan bahan multipleks itu salah satu alasannya karena keterbatasan anggaran.
"Selain karena keterbatasan anggaran kita juga untuk menyesuaikan. Kalau permanen kan sayang Joglonya. Jadi kita tidak pakai bahan yang permanen," ujar Rika, saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (9/10/2025).
Meski menggunakan bahan dasar multipleks, Rika menjamin akan bertahan lama dan tidak mudah dimakan rayap. Karena bahan tersebut sudah dilakukan proses pengawetan yang maksimal.
"Daya tahannya bisa 10 tahun. Karena multipleks itu sudah melalui proses jadi tidak seperti sekedar kayu yang dipotong kan tidak. Dia sudah proses pengawetan dan sebagainya. Tapi kalau anti rayap kemungkinan tidak. Tapi proses pengeringan sehingga dia terhindar dari rayap itu ada," tambah Rika.
Ditempat terpisah, M. Fauzan, salah satu pegiat anti korupsi yang selama ini konsisten terhadap kebijakan pemerintah berpendapat bahwa penggunaan material dasar multipleks kurang tepat. Apa lagi dengan anggaran setengah milyar lebih.
"Penggunaan multipleks menurut saya kurang tepat. Kalau lembab kan rentan dimakan rayap sehingga cepat rusak. Jangan sampai sudah mengeluarkan anggaran banyak nanti baru beberapa tahun sudah rusak," ujar M. Fauzan, Jumat (10/10/2025).
Menurut Fauzan, pekerjaan aula Dinas PUPR itu juga tidak direncanakan dengan baik. pasalnya, pekerjaan tersebut sering dibongkar pasang. selain itu, warung sebelah timur yang rencananya mau dibuat kamar mandi juga gagal dikerjakan.
"Kemarin saya lihat beberapa pekerjaan yang sudah dipasang dibongkar lagi. Warung sebelah timur itu katanya mau dibuat kamar mandi anggarannya include dengan aula. Setelah warungnya dibongkar infonya uangnya gak cukup. Perencanannya bagaimana itu," keluh M. Fauzan.
Fauzan juga menyayangkan, pendopo yang sekarang mau disulap jadi aula itu atapnya tidak diperbaiki lebih dulu. Sehingga, jika terjadi kebocoran akan berdampak langsung pada pada multipleksnya.
"Seharusnya gentengnya juga diperbaiki dulu. Kalau nanti saat hujan dan terjadi bocor apa tidak cepat rusak multipleksnya," tutup M. Fauzan.
Editor : Arif Wahyu Efendi
Artikel Terkait
