Sutawijaya Terpana Betis Ratu Kidul, Kisah Koalisi Mataram Islam dengan Penguasa Laut Selatan

solichan arif/mnc Media
Ratu pantai selatan, Nyi Roro Kidul selalu dikaitkan dengan raja-raja Jawa. (ilustrasi).

"Apa maksudmu membangun benteng tinggi yang mengitari kademangan?, apa maksudmu memelihara beringin kurung?, apa maksudmu memperkuat prajuritmu? Lekas jelaskan!," bentak Ki Ageng Pemanahan seperti ditulis Krishna Mihardja dalam buku "Di Antara Kali Progo Dan Kali Opak".  Melihat murka ayahnya, di pendopo Kademangan Mataram tersebut, Sutawijaya kaget dan seketika terdiam. Sejurus kemudian dia baru berani membuka suara. Sutawijaya beralasan, apa yang dilakukan semata untuk mendapatkan keindahan dan ketentraman di Kademangan Mataram.

 "Tidakkah kau tahu bahwa mendirikan benteng tinggi mengitari sebuah wilayah dan memelihara beringin kurung di alun-alun hanya diperbolehkan bagi seorang raja?," sergah Ki Ageng Pemanahan. "Itulah sebabnya aku dipanggil ke kraton Pajang. Itu gara-gara ulahmu yang ingin menyaingi kraton Pajang. Mengerti!," katanya. 

Danang Sutawijaya kembali terdiam. Dalam hati sebenarnya dia ingin membayangkan menjadi raja di Kademangan Mataram atau Demang yang tampak seperti raja. Dalam situasi panas itu, datang Ki Juru Mertani dan berusaha menengahi.  Laki-laki yang terkenal sebagai ahli strategi itu mengatakan dirinyalah yang menyuruh Danang Sutawijaya membangun Kademangan Mataram semegah mungkin. "Jika ada orang yang merasa tersaingi, orang itu adalah orang yang terhenti daya ciptanya," kata Ki Juru Mertani menjelaskan alasannya.  "Agar Pajang tidak tersaingi, seharusnya Pajang membangun kraton lebih megah lagi. Itu baru persaingan sehat namanya," imbuhnya. 

Ki Ageng Pemanahan giliran yang terdiam. Dia kebingungan menentukan sikap dan akhirnya menyatakan tidak akan melarang Danang Sutawijaya. Namun sebelum meninggalkan pendopo kademangan, Ki Ageng Pemanahan menegaskan, meski tidak melarang dirinya juga tidak merestui. 

Ki Juru Mertani tidak menanggapi ucapan Ki Ageng Pemanahan yang langsung bergegas pergi. Dia memilih menenangkan hati Danang Sutawijaya. "Jangan murung Danang (Danan Sutawijaya), seperti itulah sikap ayahmu sejak muda. Dia adalah hamba raja yang taat dan teguh imannya," kata Ki Juru Mertani.  "Tetapi orang seperti ayahmu selamanya tidak akan pernah menjadi pemimpin yang baik. Dia akan menjadi hamba raja yang baik seterusnya".

Danang Sutawijaya menyatakan tidak akan mengikuti jejak sikap ayahnya. Sutawijaya menyatakan diri ingin menjadi pemimpin.  "Teruskan sikapmu. Teruskan pembangunan bumi Mataram ini menjadi sebuah kerajaan di waktu nanti," pesan Ki Juru Mertani.  Danang Sutawijaya kemudian memutuskan untuk bertapa. Dia pergi ke Kali Opak dan bertapa di aliran airnya yang deras.

Editor : Arif Handono

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network