Mereka tidak diwajibkan pulang ke Tanah Air, karena Eropa dalam situasi gawat. Nyaris setiap hari Sekutu melakukan serangan udara di Jerman yang itu membuat anak-anak Jerman di wilayah perkotaan diungsikan ke pedesaan. Namun kenyamanan hidup di Sarangan Magetan bak menikmati surga dunia berakhir juga.
Setelah sebuah pesawat Sekutu terbang melintas di Sarangan, komandan militer Jepang memerintahkan semua rumah dikosongkan. Jendela-jendela rumah mulai dipasang korden dan pada malam hari pemakaian lampu dibatasi. Pada awal bulan Mei 1945, kabar buruk itu tiba di telinga orang Jerman di Sarangan, Magetan.
Beredar kabar Adolf Hitler tewas dan Jerman telah kalah. Dan kabar itu telah terkonfirmasi. Para ibu-ibu Jerman beserta anak-anak mereka dan kaum pria mendadak tidak bersemangat lagi. Mereka sedih, kecewa, bercampur marah. Bayangan lenyapnya kehidupan surgawi di Telaga Sarangan, Magetan terlihat di ujung mata. “Hitler mati? Idola yang kami percayai secara membabi buta itu mati? Lalu apa yang terjadi sekarang dengan kami?,” kata Hardy Zollner bekas murid Sarangan Magetan.
Sumber https://daerah.sindonews.com/read/977941/704/kisah-telaga-sarangan-magetan-jadi-surga-dunia-orang-orang-jerman-1671847937?showpage=all
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait