Untuk 11 itu meliputi Kapanewon Patuk, Gedangsari, Playen, Wonosari, Ngawen, Nglipar, Ngawen, Karangmojo, Ponjong, Semanu kemudian Rongkop. Wilayah 11 Kapanewon ini berada di sisi Utara Gunungkidul yang memang terdiri dari perbukitan.
Selain mendata sejauh mana suara tersebut terdengar, pihaknya juga berusaha mendata adakah kerusakan yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut. Namun, sejauh ini belum ada kerusakan yang dilaporkan ke BPBD. "Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan akibat dentuman tersebut," ujarnya.
Sekretaris BPBD Gunungkidul Subarno menambahkan, belum memastikan asal suara dentuman yang terjadi kemarin di wilayahnya. Namun, BPBD Gunungkidul menduga kuat dentuman itu berasal dari suara petir. "Dari beberapa spekulasi yang muncul di masyarakat kemungkinan yang paling kuat adalah itu suara petir. Sehingga untuk trafo meledak di Pilangrejo bukan menjadi penyebab dentuman karena aliran listrik di sana tidak ada masalah.
"Terus soal dari pesawat latih dari TNI AU mengonfirmasi kalau tidak ada yang melintas Gunungkidul dan penggunaan dinamit terkait aktivitas pembangunan JJLS juga terkonfirmasi tidak ada. Karena itu dari banyak spekulasi yang muncul hanya itu yang logis dengan memperhatikan luasan wilayah yang mendengar suara dentuman," lanjut Subarno.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait