Korban kemudian dibawa ke RS terdekat oleh rekannya yang lain usai rombongan penganiaya pergi. Korban dibawa ke RSPAH Hardjolukito yang jaraknya paling dekat dengan TKP. "Selanjutnya, kami menyelidiki dan berhasil mengidentifikasi pelaku serta mengamankan dua pelaku," terangnya. Wahyudi (59), ayah mendiang Tri Fajar Firmansyah (23) harus berat hati melepas kepergian putra bungsunya itu.
Ia mengaku sangat sedih dengan kejadian yang menimpa anaknya, apalagi sebelum meninggal korban sempat koma selama delapan hari di rumah sakit. "Kulo keloro-loro, keronto-ronto atiku. Semedot rasane (Sakit rasanya, hatiku meronta-ronta. Putus rasanya)," kata dia. Anak bungsunya itu memang sangat dekat dengan kedua orang tua, bahkan Fajar sering bercanda dengan mereka. Banyak kenangan manis Wahyudi terhadap anak bungsunya tersebut.
Salah satunya sore sebelum kejadian nahas itu menimpa, Fajar meminta untuk diambilkan makan dan anehnya, meminta untuk disuapi oleh bapaknya. Selesai makan, Fajar langsung pamit pergi karena ditelepon temannya. Ia mengakui, Tri merupakan suporter setia PSS Sleman dan kerap menonton tim andalannya itu bila bertanding. Namun Tri Fajar dikenal sebagai pemuda supel yang aktif dalam kegiatan kepemudaan dan tidak neko-neko.iNewsMadiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait