Para pelajar putri mengeluh kehilangan jejak rombongan yang lain. Tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Pada detik itu, Joko melihat sebuah pemandangan aneh. Tampak hamparan tanah datar yang sangat luas. Ribuan manusia berkumpul mengelilingi sebuah bangunan mirip rumah yang masih berbentuk rangka.
Anehnya, semua bagian tiang-tiang rumah dan bagian lainnya mengeluarkan api yang berkobar-kobar. Suasananya mirip orang-orang yang sedang berdiri mengelilingi api unggun.
Joko berjalan mendekat ke arah orang-orang yang berkerumun itu. Sambil diperhatikannya api yang berkobar hingga membuat suasana terlihat terang, dia juga mengamati orang-orang yang berdiri berkerumun itu.
Orang-orang itu berkepala gundul. Hanya terlihat 3 orang yang berambut gondrong yang berada terdekat dengan api yang berkobar. Mungkin 3 orang gondrong itu para pemimpin dari kumpulan orang-orang gundul.
"Mengapa semua orang yang berkerumun itu berkepala gundul?" tanya Joko dalam hatinya.
Orang-orang yang berkerumun itu juga mengeluarkan suara seperti bergumam. Entah apa yang diucapkan tidak jelas.
"Apakah sedang ada upacara atau pembacaan doa?" tanyanya lagi dalam hati.
Merasa penasaran, Joko semakin mendekat ke arah kerumunan pria gundul yang berdiri membelakanginya itu.
" Enten acara nopo, pak (Ada acara apa, pak?" tanya Joko dalam bahasa Jawa.
Beberapa pria gundul yang berdiri di depannya itu menolehkan kepalanya ke arahnya. Joko merasa heran melihat mereka.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait