get app
inews
Aa Text
Read Next : Update Perang Rusia-Ukraina Makin Gawat, Moskow Pasang 2 Rudal Nuklir Yars di Silo

Update Perang Rusia-Ukraina, Belasan Kapal Perang Tiba di Laut Baltik, NATO Mulai Kepung Rusia

Jum'at, 15 April 2022 | 23:17 WIB
header img
Kapal perang NATO tiba di Laut Baltik. Foto/Ilustrasi/Sindonews

BRUSSELS, iNewsMadiun.id - Update Perang Rusia-Ukraina. Sekelompok kapal perang NATO yang tergabung dalam Standing NATO Maritime Group 1 (SNMG1) dan Standing NATO Mine Countermeasures Group 1 (SNMCMG1) mulai tiba di Laut Baltik. Mau kepung Rusia? 

Menurut siaran pers NATO, mereka akan ambil bagian dalam latihan bersama dengan negara-negara sekutu dan mitra, dengan beberapa telah merapat di sebuah pelabuhan di Tallinn, Estonia . “NATO secara teratur mengerahkan pasukan maritim di Laut Blatik untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel dan mampu sesuai dengan kewajiban perjanjian,” bunyi pengumuman yang dikeluarkan aliansi itu pada awal pekan ini.

SNMG1 terdiri dari kapal induk asal Belanda, Denmark, Jerman dan Inggris, sedangkan SNMCMG1 terdiri dari kapal lapisan ranjau dan kapal penyapu ranjau Norwegia, Belgia, Jerman, Estonia, Inggris dan Belanda. Ini adalah dua dari total empat kelompok tugas yang terdiri dari kapal-kapal asal berbagai negara sekutu yang terus-menerus tersedia bagi NATO untuk melakukan tugas yang berbeda mulai dari partisipasi dalam latihan hingga misi operasional.

Empat kapal dari kelompok SNMG1 tiba di Pelabuhan Tallinn pada hari Kamis, di mana mereka bergabung dengan fregat Kanada HMCS Halifax (FFH 330). "Saya sangat senang menyambut tim SNMG1 di Tallinn," kata laksaman Juri Saska, komandan Angkatan Laut Estonia. 

"Seruan itu sangat penting dalam situasi keamanan saat ini, di mana tetangga kita di timur telah mengangkat senjata melawan kebebasan dan kemerdekaan rakyat Ukraina," imbuhnya seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (15/4/2022). Saska menambahkan bahwa kehadiran maritim yang kuat di perbatasan timur NATO menunjukkan kecepatan, fleksibilitas, dan tekad aliansi untuk membela negara-negara anggota di darat, melalui udara, dan di laut.

Kelompok itu akan melakukan operasi rutin dan latihan bersama dengan Angkatan Laut Estonia minggu depan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan interoperabilitas di antara pasukan NATO dan meningkatkan pengetahuan bersama tentang taktik maritim, sambil mempromosikan profesionalisme di antara para pelaut, pemahaman budaya, dan kepercayaan, menurut siaran pers NATO.

Pasal 5 Prinsip Pertahanan Kolektif NATO yang Buat Musuh Gentar
 

Invasi Rusia terhadap Ukraina yang telah berlangsung sejak 24 Februari 2022, belum menunjukkan tanda akan berakhir. Operasi militer ini dilakukan Rusia untuk menekan Ukraina agar tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Menlu Rusia Sergei Lavrov pun dengan tegas menyatakan tujuan operasi khusus tersebut adalah untuk mengakhiri ekspansi NATO sekaligus menyudahi dominasi AS dan negara-negara Barat di panggung dunia.

 Hingga saat ini, AS bersama NATO memang tidak mengambil tindakan militer menyikapi konflik Rusia-Ukraina, lantaran Ukraina belum secara resmi bergabung dalam NATO. Namun, sesuai hasil pertemuan menteri luar negeri anggota NATO pada pekan lalu (6-7/4/2022), NATO sepakat untuk mempertahankan dan lebih memperkuat dukungan terhadap Ukraina, mengingat implikasi global dari perang yang dilancarkan Rusia. 

NATO mengerahkan pasukan ke Polandia seiring konflik Ukraina dan Rusia. Foto/REUTERS
 

Keadaan dapat berubah bila serangan Rusia meluas ke negara anggota NATO. Negara tetangga Ukraina banyak yang merupakan anggota NATO, seperti Polandia, Hungaria, Rumania. Bila serangan Rusia jatuh ke wilayah salah satu negara tersebut, Pasal 5 dapat memantik AS dan anggota NATO lainnya untuk terlibat langsung dalam aksi mempertahankan setiap jengkal teritori anggota NATO.

Apa isi Pasal 5 NATO? Pasal 5 berisi prinsip bahwa serangan bersenjata terhadap satu anggota NATO adalah serangan terhadap semua anggota. Prinsip pertahanan kolektif ini merupakan inti perjanjian pendirian NATO pada tahun 1949. Seperti diketahui, NATO dibentuk oleh 12 negara pendirinya, termasuk AS, Prancis, Inggris, Kanada, untuk meredam kendali dan ancaman ekspansi Rusia (saat masih berbentuk Uni Soviet) usai perang di Eropa. Kini NATO memiliki 30 anggota yang terikat dalam prinsip tersebut.

Dikutip dari laman NATO, berikut isi Pasal 5, “Para Pihak setuju bahwa serangan bersenjata terhadap satu atau lebih dari mereka di Eropa atau Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua dan akibatnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, masing-masing dari mereka, dalam pelaksanaan hak pembelaan diri individu atau kolektif yang diakui oleh Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, akan membantu Pihak atau Para Pihak yang diserang dengan segera, secara sendiri-sendiri dan bersama-sama dengan Para Pihak lainnya, tindakan yang dianggap perlu, termasuk penggunaan angkatan bersenjata, untuk memulihkan dan menjaga keamanan kawasan Atlantik Utara.

” Pasal 5 memberi jaminan bagi setiap anggota NATO bahwa sumber daya dari seluruh aliansi dapat digunakan untuk melindungi negaranya. Jaminan ini menjadi hal yang amat penting bagi anggota NATO, terutama bagi negara yang tidak memiliki militer seperti Islandia. Sepanjang berdirinya NATO, Pasal 5 baru sekali digunakan. Peristiwa yang memicu aksi pertahanan kolektif NATO ini adalah serangan teror yang dialami AS dalam kejadian 11 September 2001. iNews Madiun
 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut