Bersama Serda Usman, Kopral Harun juga mengirimkam surat terakhir kepada kedua orang tuanya.
Berikut isi surat Kopral Harun bin Said Tohir yang dikirim pada 14 Oktober 1968, tiga hari sebelum eksekusi hukuman gantung.
Dihaturkan Yang Mulia Ibundaku Aswiani Binti Bang.
yang diingati siang dan malam.
Dengan segala hormat.
Ibundaku yang dikasihani surat ini berupa surat terakhir dari ananda Tohir.
Ibunda sewaktu ananda menulis surat ini hanya tinggal beberapa waktu saja ananda dapat melihat dunia yang fana ini, pada tanggal 14 Oktober 1968 rayuan ampun perkara ananda kepada Presiden Singapura telah ditolak jadi mulai dari hari ini Ananda hanya tinggal menunggu hukuman yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 1968.
Hukuman yang akan diterima oleh ananda adalah hukuman digantung sampai mati, di sini ananda harap kepada Ibunda supaya bersabar karena setiap kematian manusia adalah tidak siapa yang boleh menentukan satu-satunya yang menentukan ialah Tuhan Yang Maha Kuasa dan setiap manusia yang ada di dalam dunia ini tetap akan kembali kepada Illahi.
Mohon Ibunda ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan ananda selama ini sudilah Ibundaku menerima ampun dan salam sembah sujud dari ananda yang terakhir ini, tolong sampaikan salam kasih mesra ananda kepada seisi kaum keluarga ananda tutup surat ini dengan ucapan terima kasih dan Selamat Tinggal untuk selama-lamanya amin.
Hormat ananda,
Ttd. Harun Said Tohir Mahadar
Jangan dibalas lagi.
Dari/Ananda Harun Said Tohir Mahad
Alamat di sampul surat. Cond, 216/65 Changi Prison
Diaturkan kepangkuan S’pura 17 Ibunda Aswiani Binti Bang. Gang 60 no. 11 Tanjung Priok Jakarta - Indonesia.
Editor : Arif Handono