get app
inews
Aa Text
Read Next : 7 Hal Mengenai Candi Sukuh di Lereng Lawu, Ada Kamasutra Versi Zaman Kerajaan Majapahit

Akhir Tragis Anak Hayam Wuruk, Kepalanya Dipenggal lalu Dibawa ke Majapahit

Sabtu, 19 Maret 2022 | 07:03 WIB
header img
Prabu Hayam Wuruk dan Dyah Pithaloka Citrarasmi (ilustrasi)

JAKARTA, iNewsMadiun.id - Kerajaan Majapahit sepeninggal prabu Hayam Wuruk  mulai tak harmonis. Sejumlah konflik terjadi di internal kerajaan yang melibatkan antar keluarga keturunan pewaris tahta. Konflik yang paling besar adalah pembagian daerah Majapahit barat dan timur. Kitab Pararaton mengisahkan pangkal persoalan perebutan tahta yang berawal anak laki-laki Hayam Wuruk yang lahir dari selir.

Anak itu bernama Bhre Wirabumi, namun karena lahir dari selir bukan istri resmi, dia tidak berhak atas tahta kerajaan. Sebab yang menjadi ahli waris atau putra mahkota haruslah berasal dari istri resmi raja.  Buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu mengisahkan bagaimana akhirnya Kusumawardhani-lah yang mewarisi tahta dan mahkota kerajaan.

Hal ini juga yang membuat putra Wikramawardhana, Bhre Tumapel dan Hyang Parameswara kebingungan membela siapa antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabumi. Mengingat keduanya masih memiliki trah keturunan bangsawan yang sama-sama berasal dari keluarga raja.  Peperangan yang terjadi membuat anak Hayam Wuruk Bhre Wirabumi tewas. Dia sebenarnya berhasil melarikan diri dari peperangan yang sudah menyudutkan kekuatannya. Bhre Wirabumi melarikan diri menaiki perahu pada malam hari menghindari kejaran Ratu Angabaya Bhre Narapati. 

Namun pergolakan internal keluarga kerajaan memaksa Majapahit dipecah dua, Kusumawardhani memerintah di Majapahit dan bhre Wirabumi yang notabene anak Hayam Wuruk dari selir memerintah di Majapahit Timur.  Lantaran ada dua matahari kembar, perang akhirnya pecah setelah pembagian kekuasaan tersebut. Perang yang disebut Perang Paregreg merupakan perang terbesar yang membuat kedigdayaan Majapahit tercerai berai. Perang ini konon bahkan berlangsung selama dua tahun lamanya antara 1404 sampai 1406.
 

Nahas saat melarikan diri itulah bhre Wirabumi justru tertangkap oleh pasukan dari Wikramawardhana. Sang anak raja termahsyur Majapahit itu harus tewas dipenggal kepalanya. Kepalanya kemudian dibawa ke Majapahit, untuk dicandikan di Lung. Candi makamnya disebut Grisapura.  Setelah raja Suhita bertahta di Majapahit, bhre Daha naik tahta, dia adalah keturunan bhre Wirabumi. Alhasil ketika menjadi raja Bhre Narapati yang menangkap dan membunuh bhre Wirabumi langsung dihukum oleh bhre Daha, karena ia dinyatakan bersalah.iNews Madiun
 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut