Madiun,iNewsMadiun.id - Biadab dan bejat, Itulah kata yang tepat dan bahkan mungkin kurang dalam yang pantas disematkan kepada Rengga Dian Pratama , Warga Kabupaten Madiun Jawa Timur.
Betapa tidak, Lelaki 30 tahun itu tega mencabuli Bunga (nama samaran) yang tak lain adalah anak sahabat karibnya sendiri. Parahnya aksi itu sudah dilakukan pelaku selama tiga tahun sejak korban masih SMP.
Akibat kejadian yang menimpanya itu, kini korban mengalami trauma.
"Kasihan anak saya Mas, trauma. Dia dicabulai sejak akhir tahun 2021, dan baru cerita ke saya 2 Desember ini," cerita Ayah korban (D) terbata-bata kepada awak media di rumahnya, Rabu pagi (11/12/2024).
Peristiwa pilu baru terungkap ketika korban meminta D pulang saat masih bekerja. Melalui telepon korban menyampaikan ingin mengutarakan isi hati dan ketakutannya.
Sang anak yang kini duduk di kelas 10 sebuah SMK mengaku kepadanya telah dicabuli oleh Rengga Dian Pratama yang tak lain sahabat ayahnya sendiri.
"Yah maafkan aku. Aku sudah tidak kuat, aku dipaksa terus sama teman e ayah. Sejak akhir 2021 lalu. Dan terakhir November 2024 Yah. Aku takut dan sudah gak kuat yah," Kata D menirukan awal curhatan anaknya.
Bagai disambar petir, hati dan emosi D langsung memuncak dan nyaris berbuat nekad. Untungnya sang istri masih bisa meredam dan menguak lebih dalam cerita sang anak.
D kemudian melanjutkan ceritanya bahwa modus yang di gunakan Pelaku Rengga adalah dengan mentraktir bunga makan. Korban kemudian diajak ke hotel di kawasan Kaligunting Mejayan. Bermodal kartu wartawan yang nama medianya mirip dengan nama institusi negara, korban yang saat itu masih kelas 8 SMP takut menolak saat dipaksa melayani pelaku berhubungan badan.
Parahnya, Pelaku ternyata merekam semua aksi bejadnya itu dengan kamera telepon genggamnya. Hasil video itulah yang digunakan untuk mengancam korban jika menolak diajak berhubungan dikesempatan berikutnya.
"Awalnya anak saya diajak makan. Lalu diajak ke hotel dengan ditunjukan kartu wartawan media yang itu Mas. Karena takut anak saya trus dipaksa melayani dia. Yang saya gak habis pikir, ternyata itu direkam pake HP. Rekaman itu yang kemudian digunakan untuk mengancam anak saya jika menolak melayani dia, akan disebar. Saya gak bisa bayangkan kondisi psikis dan mental anak saya," Jelas D panjang lebar.
Menurut D, sesuai pengakuan anaknya setiap bulan D memaksa korban melayani dua kali. Setiap aksi seringkali direkam Video tanpa diketahui oleh korban. Banyaknya video berisi perbuatan biadab pelaku justru digunakan untuk menambah kuatnya ancaman sehingga membuat korban semakin ketakutan untuk menolak.
"Sebulan dua kali kata anak saya, seringkali direkam video. Video-video itulah yang kemudian menjadi bahan ancaman untuk disebar jika anak saya menolak ajakan mesum berikutnya. Padahal Rengga itu sahabat saya sejak kecil, kok tega sama anak saya digitukan," tambahnya.
Editor : Arif Wahyu Efendi